“admin ini, tra cari Karja biar Kase makan anak bini so tra makan 1 bulan malah dia urus gubernur yg kerja hanya pikir rakyat malah admin yg pikir gubernur ulang itu.Demikian kritik dana Komonikasi Gub 11,1 M ditanggapi secara membabi-buta.
“ kalau kerjanya bagus kayak Bu Sherly anggaran 25M pun saya setuju dan rela pajaknya dinaikkin.Ini komentar mereka terhadap pemberitaan rehab rumdis dan ruang kantor yang dinilai menelan dana fantastis.
“buzzer”—demikian komentar mereka terhadap berita kritik anggaran pendidikan dianggap buzzer padahal berita dengan narsum yang jelas dan berkapasitas.
Indikasi lain bisa terlihat pada lokasi mereka yang bukan warga Maluku utara namun seolah lebih memahami permasalahan malut.
“Salam dr Jakarta utk Ibu Gub/ Bp Wagub
Kerja diiringi doa yg tulus pst masyarakat Malut akan diberkati
n sejahtera“
“@Rani Utama Simarmata: apapun itu, pokoknya tetap Bu Sherly Hebat. program kerjanya luar biasa. Tuhan Yesus memberkati Bu sherly dan Memberi Kebijaksanaan yg Lebih Lagi.
100% Katolik”diduga tiktok ker dari luar malut.
100% Indonesia
“ @Sherly Tjoanda
pesona calon WAKIL PRESIDEN mendatang,. sehat selalu bunda.,
“JAWA TENGAH hadir bukan sebagai pengagum,. tapi dengan melihat data kerja nyata bunda di Maluku Utara selama bunda menjabat,. pertumbuhan ekonomi yg fantastis,program2 yg pro rakyat yg selalu digenjot dan diutamakan seperti fasilitas hunian masyarakat., dan masih banyak lagi program lainnya.,”
“Keren… kaltim kpn punya pemimpin begini”
“@istripakucok: kapan sumsel ya ”
Entah buzzer atau follower Sherly, danpak dari praktik diduga buzzer ini pun menjadi sorotan para ahli. Studi dan laporan media menekankan sejumlah risiko:
Polarisasi dan fragmentasi sosial: Buzzer berpotensi memperdalam jurang antara kelompok pro dan kontra, mengurangi ruang dialog sehat, bahkan menghambat demokrasi deliberatif melalui penyebaran informasi menyesatkan.
Manipulasi opini dan kepercayaan publik: Penggunaan akun palsu atau terorganisir dapat membungkam kritik dan menciptakan atmosfer ketakutan di ruang digital. Strategi persuasif yang tampak “alami” membuat warga nitizen mudah terjebak.
Beberapa generasi milenial yang aktif di media sosial pun mengaku menyesal pernah mempercayai buzzer.
“Buzzer itu manusia-manusia manipulatif yang membuat sesuatu yang salah menjadi terlihat benar. Jangan percaya buzzer,” ujar salah seorang netizen.










Komentar