Komentar Roy pun dibalas dengan nada sindiran oleh Suaib Marsa Oly:
“Roy George Anthony so siang ini kong Balong bangun itu.”
Sementara itu, pengguna Darwis M. Saleh menyinggung masalah akidah:
“Baik sadar maupun tidak, umat m*s*im di Maluku Utara telah digerogoti i*a*nya .”
Fenomena ini menimbulkan wacana publik terkait dugaan keberadaan buzzer pro-Gubernur Sherly. Beberapa pihak menyesalkan jika benar Gubernur Sherly membangun buzzer untuk membela kepentingan politiknya.Sebab cara ini dinilai memecah masyarakat dan manipulatif sementara Gubernur sebagai pemimpin wajib menyatukan masyarakat dan melakukan kegiatan yang baik, benar, transparan dan bertanggunjawab.
“Tabiat buruk buzzer terhadap masyarakat antara lain penyebaran disinformasi dan hoaks, polarisasi sosial, manipulasi opini publik, cyberbullying, dan erosi kepercayaan publik. Praktik-praktik ini merusak kohesi sosial, memicu perpecahan, mengendalikan narasi untuk kepentingan tertentu, dan menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan kebenaran”ujar A.Maluk Ibrahim.
”itu yang Kita sesalkan”ujarnya.
Beberapa warga net menilai komentar-komentar yang membela Gubernur tampak tidak proporsional dan berasal dari akun luar daerah, seperti Flores, Jawa, dan Kalimantan.
Lihat saja tanggapan mereka terhadap berita investigatif tentang bisnis tambang Gubernur Sherly Tjoanda.Beritaa yang berbasis data itu ditanggapi tak selayaknya.
“Bisa dikenali dari narasinya, mereka membela hal-hak yang melanggar hukum seperti : MAAF…. SAYA LEBIH PERCAYA KE IBU GUBERNUR MALUKU UTARA (IBU SERLY TJOANDA LAOS)”
Padahal data yang disajikan JATAM dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum.Mestinya warga net ini bisa mengajukan argumentasi pembanding yang setara ilmiah dan sistimatis.
Komentar-komentar lain yang diduga buzzer karena menyerang secara membabi-buta tanpa argumentasi yang sistimatis dan sesuai konten berita dengan nara sumber kompeten bisa dilihat seperti dibawah ini :










Komentar