oleh

Editorial PU : RSUD Chasan Boesoirie Turun Kelas: Cermin Buram Pelayanan Kesehatan di Maluku Utara

-Editorial-2709 Dilihat

Krisis Insentif, Dokter Spesialis Pergi
Permasalahan di RSUD CB tidak berhenti di klasifikasi. Minimnya insentif dokter spesialis menjadi bom waktu yang sudah meledak. Dengan insentif hanya Rp15 juta per bulan, RSUD CB kalah jauh dari RSUD Labuha di Halmahera Selatan yang berani memberikan Rp50 juta per bulan bagi dokter spesialis.

Akibatnya? Banyak dokter ahli hengkang, enggan bertugas, atau memilih daerah lain. Kondisi ini memperparah layanan medis, terutama bagi pasien rujukan dengan penyakit berat.
“Peralatan operasi seadanya, tenaga ahli terbatas, rumah sakit sepi peminat di kalangan dokter spesialis,” ungkap salah satu sumber internal rumah sakit kepada redaksi.

Baca Juga  CATATAN REDAKSI : Ketika Kampung Nelayan Gagal, Bassam-Helmi Bertaruh di Agromaritim

Komitmen Pemerintah Dipertanyakan : Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, dalam berbagai kesempatan menyuarakan komitmennya terhadap layanan kesehatan dan pencapaian UHC. Namun publik bertanya-tanya: apa artinya UHC jika fasilitas layanan rujukan justru terpuruk?
UHC seharusnya bukan hanya soal kartu dan klaim, melainkan soal mutu layanan yang diterima masyarakat. Jika rumah sakit rujukan utama malah menyusut kemampuannya, maka kebijakan UHC kehilangan substansinya.

Baca Juga  EDITORIAL PU : Membangun Masa Depan dari Ladang: Sekolah Lapang Petani Milenial dan Arah Baru Pertanian Halmahera Selatan

Desakan Perbaikan Menyeluruh: Situasi ini mendesak adanya evaluasi menyeluruh dan konkret. Pemerintah provinsi bersama manajemen RSUD CB harus:
• Melakukan pembenahan fasilitas fisik dan teknologi rumah sakit
• Menyusun ulang strategi rekrutmen dan insentif dokter spesialis
• Melakukan audit independen terhadap proses pelaporan dan pengajuan tipe rumah sakit sebelumnya
• Melibatkan BPK atau KPK bila ditemukan unsur manipulatif dan potensi kerugian negara.

Baca Juga  Ulasan Redaksi : Musrenbang RPJMD Haltim 2025–2029: Menakar Arah Transformasi Berkemajuan

Tidak cukup hanya mengeluh anggaran kecil atau keterbatasan SDM. Yang dibutuhkan adalah kemauan politik yang serius dan keberanian menempatkan kesehatan sebagai prioritas utama.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *