Pidato Dr. Rizal Marsaoly, Sekretaris Daerah Kota Ternate, pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Khairun, memuat visi yang jelas tentang sosok mahasiswa ideal. Dengan metafora yang kuat “kuliah ibarat pabrik yang produktif dan menghasilkan”, Rizal menempatkan peran perguruan tinggi dan mahasiswa dalam kerangka produktivitas, kewirausahaan, serta tanggung jawab sosial.
Ulasan ini mengevaluasi gagasan tersebut melalui empat pilar yang dicanangkan beliau (4K: konsep, kapasitas, kolaborasi, karakter), menilai kekuatan dan keterbatasannya, serta menawarkan rekomendasi praktis untuk implementasi di tingkat kampus dan kebijakan publik.
Analisis visi: metafora dan tujuan
Menggambarkan kampus sebagai pabrik produktif menegaskan orientasi Rizal terhadap pendidikan tinggi sebagai agen transformasi ekonomi, bukan sekadar tempat pemindahan pengetahuan pasif, melainkan ruang yang menghasilkan lulusan siap kerja dan pencipta lapangan kerja. Pernyataan bahwa lulusan diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan menegaskan dimensi kewirausahaan dan tanggung jawab sosial: pendidikan tinggi harus menghasilkan nilai tambah bagi individu dan komunitas.
Pilar 1 — Konsep (perencanaan)
Rizal menekankan pentingnya konsep atau perencanaan sebagai dasar implementasi ide ke dalam praktik. Penekanan pada perencanaan relevan dengan literatur manajemen dan pendidikan.Tanpa kerangka konseptual, inisiatif pendidikan dan pembangunan sulit berkelanjutan. Namun, penting juga agar konsep tersebut bersifat inklusif, kontekstual (mengakomodasi kondisi daerah seperti Ternate/Maluku Utara), dan berorientasi pada keseimbangan antara pengetahuan teori dan keterampilan praktik.
Pilar 2 — Kapasitas (kompetensi)
Komentar