Kehadiran Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba pada Festival Tobo‑Tobo Safar di Desa Bobawa bukan sekadar kunjungan protokoler. Pengukuhan enam kepala Soa dan sambutan hangat masyarakat menunjukkan bahwa tradisi lokal masih hidup dan memiliki tempat penting dalam sendi kehidupan sosial komunitas.
Pernyataan Bupati tentang ancaman modernisasi terhadap kelestarian budaya menjadi pengakuan penting: budaya bukan hanya kenangan, melainkan identitas yang harus dijaga agar tidak menjadi sekadar cerita generasi tua.Namun apresiasi atas kehadiran pemimpin daerah harus disertai harapan konkret. Simbol pengakuan politik perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan, anggaran, dan program yang nyata. Tanpa langkah-langkah sistemik, festival tahunan dan ritual sakral seperti Tobo‑Tobo Safar berisiko menjadi acara seremonial yang hangat sesaat, tetapi tidak mampu membendung erosi tradisi yang terjadi di ruang-ruang pendidikan, pasar kerja, dan konsumerisme digital yang mendesak generasi muda.
Komentar