Miris ! Sudah dimiskinkan, rakyat seolah digembosi rasa persatuanya.Anak bangsa terpecah dalam game kepentingan politik.Penegakan hukum juga masih disorot tajam ke bawah tumpul keatas bahkan dicurigai publik menjadi pedang kepentingan politik.Sudah demikian, hutang membumbung dan menjadi beban rakyat.
Bak ironi, kita menemukan “fakta” dari para pakar bahwa setiap anak bangsa yang lahir, telah dibebani hutang negara sampai Ouluhsn juta rupiah per bayi yang baru lahir.Anak bangsa bukanya disejahterakan malah di bebani hutang negara.
Mencari siapa kambing hitam dibalik problem miris bangsa ini rasanya juga terlampau sirik namun sudah pasti “negara dalam salah kelola”.
Saatnya seluruh komponen bangsa harus melakukan refleksi.Sejauh mana bangsa ini di bawa menuju dermaga cita-citanya.
HUT Kemerdeakaan bukan seremoni kek pesta Kampoeng “habis ronggeng pulang tidur”.HUT kemerdekaan harus dimaknai secara substansial bahwa peringatan kemerdekaan harus semakin memperkuat komitmen kebangsaan kita dalam membangun kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.Untuk apa kita ber konsensus bernegara Indonesia ? Itulah pertanyaan kritis yang mesti kita ajukan.
”life must go on”, masa depan bangsa ini masih cemerlang.Indonesia punya potensi besar untuk membalikkan keadan suram ini menjadi cemerlang.Bangsa ini tetap menarik bagi bangsa-bangsa lainya.Kekayaan bangsa ini sexi bagi bangsa-bangsa di dunia tidak saja di era kolonialisme tetapi sampai di era modern saat ini dan yang datang.
Kuncinya ada pada seluruh anak bangsa.Ingat ! Keterpurukan kita hanya pada tataran bagaimana negara ini dikelola.Jika negara ini dikelola secara berdaulat dengan moril nasionalisme yang kukuh, Indonesia bisa mencapai tujuan konstitusionalnya yang termaktub dalam UUD 1945.
Komentar