Time is moment. Bagi Sahril, bencana tidak sekedar sahabat karib melainkan moment spesial yang tidak boleh dilewatkan sedetik pun. Beberapa peristiwa insidentil, seperti erupsi gunung berapi Halmahera Barat, bencana longsor dan demonstrasi menjadi makanan lezatnya. Sekali lagi, menyajikan informasi kekinian dengan audio visual yang menarik adalah sebuah kepuasan. Tidak heran, jika jurnalis kelahiran Desa Bisui, 19 April 1994 ini selalu tampil up to date.
Tidak sekedar meliput, namun wartawan imut-imut ini memiliki jiwa solidaritas dan kemanusiaan tinggi. Sosok bersahaja dan menjunjung tinggi kesetiakawanan membuat rekan seprofesi mengagumi serta mencintainya.
Namun sayangnya, buruan informasi serta niat Sahril bersama 10 petugas Basarnas Ternate menolong dua nelayan yang hanyut di perairan laut Gita, Tidore Kepulauan, Minggu (02/02) malam lalu berakhir petaka. Speedboat 04 Basarnas yang mereka tumpangi pada misi kemanusiaan itu meledak. Saat itu juga 3 orang petugas dilaporkan meninggal dunia sedangkan Sahril, wartawan metro tv ditemukan terdampar di pesisir Desa Sabatang, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmà hera Selatan setelah 6 hari dinyatakan hilang.
Dari peristiwa adinda Sahril kita belajar. Segudang hikmah terkandung dalam insiden tragis tersebut sebagai pelajaran berharga baik itu kalangan pers, pemerintah maupun masyarakat.
Komentar