oleh

ANEKDOT NEGERI KONOHA (2)

-OPINI-289 Dilihat

Smith Alhadar : Penasihat Institute for Democracy Education (IDe)

Mulyono Di Vatikan

Umat Katolik berduka atas kepergian Bapak Suci Paus Fransiskus. Para tokoh dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bergegas ke Vatikan untuk takziah. Sebagian tulus mengungkap duka cita, sebagian lain mencari perhatian global. Dari Negeri Konoha hadir Mulyono yang punya reputasi buruk. Jemaat Katolik domestik kecewa mengapa Mulyono yang didiutus. Maka, para wartawan mencari Presiden PS untuk minta penjelasan.

Wartawan: “Rakyat kecewa Bapak mengutus Mulyono ke Vatikan. Padahal, masih ada beberapa mantan presiden lain yang lebih pantas.”

PS: “Sebentar, siapa bilang saya yang mengutus beliau?”

Wartawan: “Buktinya, Mulyono yang mewakili negeri kita.”

PS: “Apa mau dikata, beliau mengutus dirinya sendiri.”

Wartawan: “Tapi Bapak bisa mencegahnya.”

PS: “Jangan pura-pura bodoh. Mana mungkin saya mencegah kemauan bos saya!?”

Wartawan: “Sebenarnya Mulyono mau apa sih, Pak?”

PS: “Beliau ingin komunitas global pun tahu bahwa dia masih ada.”

***

Konklav untuk Paus Baru

Vatikan sedang sibuk menyiapkan konklav untuk memilih Paus baru pengganti Paus Fransiskus. Mulyono langsung beli tiket untuk terbang ke Vatikan. Publik domestik khawatir ia akan cawe-cawe dalam event penting ini. Maka wartawan pergi menemui presiden untuk mengungkap keprihatinan publik.

Wartawan: “Publik khawatir atas kehadiran Mulyono di Vatikan saat konklav berlangsung karena ia punya calon favorit di antara beberapa kardinal.”

PS: “Kekhawatiran itu tak berdasar. Buat apa Mulyono cawe-cawe?”

Wartawan: “Untuk merekayasa Kaesang menjadi Wakil Paus.”

PS: “Ah, tak usah khawatir. Saya sudah perintahkan imigrasi bandara untuk menjegal Anwar Usman ke luar negeri.”

***

Anwar Sadat

Pada 1981, Presiden Mesir Anwar Sadat dibunuh seorang jihadi akibat kebijakannya berdamai dengan Israel. Ia dikecam dan ditinggalkan bangsa Arab dan Dunia Islam. Atas tindakan Sadat merangkul Israel, pemerintahan AS di bawah Presiden Ronald Reagan mengirim empat mantan presiden AS ke Kairo untuk mengikuti prosesi pemakamannya.

Paus Fransiskus berpihak pada Palestina selama genosida Israel di Gaza. Ketika Paus wafat, negeri Konoha hanya mengirim seorang mantan presiden.Wartawan pun mengerubungi Presiden PS.

Baca Juga  Kepalsuan Ijazah Jokowi dan OCCRP di Belanda

Wartawan: “Mengapa Bapak hanya “mengutus” Mulyono ke Vatikan. Padahal, Ronald Reagan mengutus empat mantan presiden AS untuk ikut takziah atas kematian Sadat?”

PS: “Karena, menurut saya, Bapak Mulyono adalah putera terbaik bangsa sepanjang masa. Bobot wibawanya melebihi empat mantan presiden AS.”

Wartawan: “Mohon berikan dasar argumentasinya, Pak.”

PS: “AS butuh empat mantan presidennya untuk menghormati tokoh “kecil” yang dikucilkan Dunia Islam. Sementara kita hanya butuh seorang mantan presiden untuk menghormati tokoh besar yang diidolakan Dunia Katolik.”

***

Silaturahmi Menegangkan

Sejak Emak Banteng menolak keinginan Mulyono berkuasa tiga periode, hubungan keduanya memburuk. Menjelang Pilpres 2024, Mulyono mewanti-wanti Capres PS untuk mengucilkan Emak Banteng kalau mau memenangkan kontestasi pilpres. Ini ultimatum yang sulit bagi PS karena, selain teman lama, dukungan Emak Banteng sangat ia perlukan untuk meminimalisir kaum oposisi.

Tapi dalam suasana Idul Fitri baru-baru ini, diam-diam kedua pemimpin parpol itu memanfaatkan momentum ini untuk saling bertemu membahas isu-isu politik, termasuk soal kongres partai Emak Banteng, Sekjennya yang dipenjara, dan kemungkinan Emak Banteng bergabung dengan pemerintahan PS. Wartawan ingin tahu bagaimana sikap Mulyono terhadap event ini.

Wartawan: “Baru-baru ini PS dan Emak Banteng bertemu. Bagaimana tanggapan Bapak?

Mulyono: “Menurut saya itu baik sekali. Namanya juga silaturahmi.”

Wartawan: “Bapak tidak kecewa?”

Mulyono: “Mengapa harus kecewa!? Saya malah bangga. Wong mereka bicarakan tentang kehebatan saya melumpuhkan mereka.”

***

Ijazah Palsu

Sudah lama para aktivis merongrong Mulyono yang dikatakan menggunakan ijazah palsu dalam mengikuti pilkada dan pilpres. Puteranya, Fufufafa, juga menghadapi tuduhan yang mirip. Mulyono tak banyak menanggapi. Tapi karena gelombang protes terus membesar bagai bola salju, Mulyono pun bersedia bertemu para aktivis untuk menjelaskan bahwa ijazahnya asli.

Mulyono: “Tuduhan kalian bahwa ijazah saya palsu sama artinya dengan menuduh almamater saya, KPU, badan intelijen, dll, berbuat lancung.”

Aktivis: “Salinan foto kopi ijazah Bapak terlihat telah direkayasa.”

Mulyono: “Saya tak tahu lagi bagaimana caranya meyakinkan kalian.”

Aktivis: “Caranya sederhana, Pak. Tunjukkan ijazah asli Bapak kepada kami.”

Baca Juga  Pertarungan Politikus Saudagar, Birokrat dan Aktivis Politik di Perang Kota

Mulyono: “Aduh, ijazah saya sedang dipinjam anak saya untuk mengikuti pilpres kemarin dan belum dikembalikan.”

***

Buhlul Dahalia

Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjungkirbalikkan tatanan geopolitik dan geoekonomi global. Negeri Konoha terkena tarif resiprokal sebesar 32 persen atau senilai US$ 19 miliar untuk menutup defisit AS dalam perdagangan denganKonoha. Presiden PS bergegas mengirim tim untuk negosiasi peringanan tarif resiprokal dengan AS.

Konoha berjanji akan meningkatkan volume impor dari AS untuk menciptakan keseimbangan perdagangan kedua negara. Hasilnya belum ketahuan. Sementara itu, Tiongkok – mitra dagang terbesar Konoha —  mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap negara mitra yang mengakomodasi keinginan Trump dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok. Wartawan pun menemui Mulyono  guna menanyakan sikap apa yang harus diambil Konoha.

Wartawan: “Negeri kita terjepit di antara AS dan Tiongkok. Sementara pemerintahan PS tak punya strategi yang kredibel dan viable untuk merespons situasi sulit ini. Bagaimana tanggapan Bapak.”

Mulyono: “Kok tanya saya. Tanyakan pada presiden dong.”

Wartawan: “Presiden mengatakan Bapak adalah guru politiknya.”

Mulyono: “Kalau begitu tanyakan pada Menteri Buhlul Dahalia.”

Wartawan: “Kok tanya pada Buhlul?”

Mulyono: “Iya. Toh, nanti juga dia menanyakan pada saya.”

***

Evakuasi Palestina

Presiden AS Donald Trump melontarkan ide mengevakuasi atau merelokasi jutaan warga Palestina di Gaza. PM Israel Benjamin Netanyahu menyambut gagasan ini guna melenyapkan Palestina sebagai bangsa. Mesir dan Yordania, yang menjadi tujuan awal proyek ini, menolak meskipun ditekan Trump.

Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam juga menolak gagasan yang, menurut PBB, serupa dengan ethnic cleansing. Walakin, sekonyong-konyong pemerintahan Konoha menawarkan diri untuk menjadi penampung warga yang dihina itu. Pengamat melihat langkah PS ini sebagai barter dengan tarif Trump.

Media: “Mengapa Bapak bersedia mendukung relokasi Palestina dari Gaza, padahal negara-negara Arab dan Islam menolak?”

PS: “Kami hanya ingin membantu.”

Media: “Membantu Israel?”

PS: “Kata siapa? Jelas membantu Palestina dong.”

Media: “Warga Gaza  menolak dievakuasi.”

PS: “Niat saya murni untuk kemanusiaan.”

Media: “Dengan menolak relokasi, negara Arab dan Islam tak bersimpati pada Palestina?”

Baca Juga  Hasto Tersangka, Masihkah Publik Menunggu Video Dari Conie?

PS: “Bukan begitu.”

Media: “Lalu, apa dong.”

PS: “Mereka tidak takut pada Trump.”

Media: “Bapak takut?”

PS: “Mulyono saja saya takut apalagi Trump.”

Media: “Dus, proyek mendatangkan warga Gaza tetap akan dijalankan?”

PS: “Tidak. Saya akan mendekati Tiongkok biar Trump takut pada kita.”

***

Macan Asia

Dalam kampanye pilpres 2014, Capres PS menyatakan pada 2030 Konoha tidak ada lagi. Ia mengutip novel fiksi saintifik berjudul “Ghost Fleet” yang ditulis P.W. Singer & August Cole. Intinya, kalau Konoha dikelola oleh pemimpin yang jahil, maka negeri ini akan hilang ditelan kekuatan-kekuatan raksasa dunia. Dalam hal ini Tiongkok dan AS. Ketika menjadi presiden, media ingin tahu lebih jauh tentang masa depan Konoha.

Media: “Bapak pernah mengatakan Konoha akan lenyap pada 2030. Sebagai seorang jenderal, apakah Bapak masih mempercayai prediksi kedua penulis itu?”

PS: “Antara ya dan tidak.”

Media: “Kalau ya, apa gunanya diciptakan Danantara, hilirisasi, dan  program makan bergizi gratis untuk menyongsong tahun emas 2045?”

PS: “Saya akan bekerja keras untuk membalikkan asumsi dalam Ghost Fleet. Negeri kita besar, negeri kita kaya, negeri kita kuat. Saya akan menjadikan Konoha macan Asia.”

Media: “Bagaimana caranya, Pak? Bukankah ekonomi kita sedang morat-marit, hilirisasi terancam mangkrak, utang luar negeri membengkak dengan cepat, APBN defisit signifikan, dan Danantara tidak mendapat kepercayaan investor?”

PS: “Kita harus tetap optimis. Saya akan segera menemui Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk memohon mereka membantu senjata dan memberi utang lebih banyak pada kita.”

Media: “Utang yang besar berpotensi menjadikan Konoha negara gagal. Juga kita masuk ke dalam debt trap AS dan Tiongkok. Dengan begitu, prediksi P.W. Singer & August Cole justru masuk akal.”

PS: “Dulu, Ketika saya mengemukakan pendapat kedua penulis itu, kalian menertawai saya. Ketika saya berubah sikap, kalian menertawai saya juga. Mau kalian apa sih?”

Media: “Kami hanya ingin Bapak bicara tentang hal-hal yang masuk akal.”

Tangsel, 29 April 2025

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *