oleh

CAPRES INDONESIA DI MATA PUBLIK BARAT DAN CINA

-OPINI-311 Dilihat

Sementara, Ganjar dianggap sama dan sebangun dengan Jokowi. Kendati bukan Soekarnois yang sosialistik, ia dipandang pemimpin boneka yang dikendalikan PDI-P, yang tidak ramah terhadap Barat dibandingkan sikapnya terhadap Cina. Publik Barat sensitif terhadap Cina karena negeri Tirai Bambu ini adalah rezim otoriter yang kejam terhadap rakyatnya.

Dus, Ganjar juga unpredictable. Ia tak bersuara ketika pada 2015 dan 2022 atlet badminton dan balap sepeda Israel bertanding di Jakarta, tapi tiba-tiba menolak timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20.

Kesukaannya pada pornografi tentu juga menjadi catatan tersendiri bagi publik Barat. Pada awal Mei silam, Neil Parish, anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif, terpaksa mengundurkan diri setelah mengaku menonton fiilm bokep di House of Common.

Tetapi publik Cina lebih menyukai Ganjar karena, sebagaimana Jokowi, ia tak terlalu peduli pada masalah hukum asalkan tujuannya tercapai. Sebagaimana Jokowi, ia juga tak terlalu peduli pada protes publik terhadap besarnya buruh Cina yang bekerja di sini dan deal-deal bisnis Indonesia-Cina yang berat sebelah. Publik Barat ingin semua komunitas di dunia yang peduli pada demokrasi dan HAM tidak memberi keuntungan sedikit pun kepada Cina.

Baca Juga  Teori Eggi Sudjana: OST JUBEDIL. Objektif, Sistematis, Toleran, Jujur, Benar, Adil.

Prabowo rasional dan predictable. Dan sebagai nasionalis impulsif serta hubungan ideologis dan kulturalnya yang kuat dengan Barat membuat ia tak difavoritkan publik Cina dibandingkan dengan Ganjar meskipun Prabowo mengaku akan melanjutkan kebijakan pembangunan Jokowi.

Bagi Cina, Anies terlalu pintar sehingga sulit dijinakkan. Anies tahu kemampuan bangsanya dalam bernegosiasi dengan pihak luar. Lebih dari pada itu, Anies ditengarai didukung kaum kritis terhadap Cina. Dan secara ideologis, berbeda secara diametral dengan Cina.

Baca Juga  Apakah Gibran berada di balik Demo Ricuh DPR 25 Agustus?

Dengan demikian, hubungan ekonomi Jakarta-Beijing dibawah Anies sangat mungkin akan mengalami revisi. Tentu saja hubungan saling menguntungkan Indonesia-Cina akan dipelihara, tetapi Anies akan memosisikan RI pada titik imbang antara Barat dan Cina. Artinya, Anies akan mengeluarkan Indonesia dari posisinya sebagai mitra yunior Cina. Hal ini disukai publik Barat.

Dalam hal leadership, publik Barat juga akan memprioritaskan Anies. Kebijakan pembangunannya di Jakarta yang menggunakan konsep-konsep ekonomi-sosial kekinian yang menempatkan kemanusiaan — berintikan keadilan sosial — sebagai episentrum dikagumi di Barat.

Tak heran, banyak negara Barat, bahkan Sekjen PBB, meminta pendapatnya terkait isu-isu global untuk kepentingan bersama. Ganjar tak punya prestasi. Di masa kepemimpinannya, Jateng dilanda banjir besar yang bertahan lama. Sementara, publik Barat tak tahu apa yang dilakukan Prabowo selama memimpim Kemenhan. Bahkan karakter jujur Prabowo runtuh di mata publik Barat ketika ia memuji-muji Jokowi. Tetapi publik Cina akan mendahulukan Ganjar karena urusan banjir tak ada hubungannya dengan kepentingan mereka.

Baca Juga  CATATAN USSER : Prof Mahfud MD, Suksesor Ideal Menkopolhukam RI

Memang negara Barat, khususnya AS, juga lebih peduli pada pemimpin (diktator sekalipun) yang memelihara kepentingan nasional AS. Tetapi berbeda dengan publik Cina, publik Barat kritis terhadao pemerintahannya yang menutup mata terhadao korupsi, demokrasi, dan HAM di negara-negara Dunia Ketiga.

Akhirnya, lepas dari bagaimanapun publik Barat dan Cina memandang capres Indonesia, rakyat Indonesialah yang paling tahu siapa pemimpin yang pas untuk memimpin bangsa pd 2024.

Tangsel, 14 Mei 2023.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *