oleh

“Pernak-pernik” mubazir di Ramadhan : Dari Tes Mic hingga Jadwal Imsakiyah [Part.21].

-OPINI-148 Dilihat

Frekuensi cek soundsystem di Masjid ini,bikin banyak orang “bingung”.Tak terhitung banyaknya terdengar kata-kata,cek…cek sound,dan seterusnya dari Toa Masjid.Di “Teras Aton”,kawan saya berkomentar,apanya yang mau di “cek”.Soundsystem di Masjid itu rata-rata hanya menggunakan dua perangkat “sederhana” berupa Amplifier dan VCD yang terhubung lewat kabel ke Toa di menara Masjid.Apanya yang bikin susah sehingga frekuensi “tes mic” itu nyaris menyamai soundsystem sekelas konser musik grup band Seventeen???.Ada benar juga kawan ini.

Paling tidak,ada dua logika “cek” di sini : cek kualitas suara dan radius/jangkauan suaranya [asumsinya,bisa menjangkau jamaah Masjid yang terjauh domisilinya].Cukup itu yang di pikirkan bagaimana cara memastikannya.Tentu ada panel kontrolnya.Kalau bukan dengan logika begini,bagaimana anda bisa memastikannya???.Wajar jika di tanggapi bahwa semua ini hanya sekedar “gaya-gayaan” bahkan terlihat ada kesan seolah tekhnisi hebat.Wajar pula jika mulai jadi guyonan sekelas anak-anak yang mendengarnya.hadeh.

Baca Juga  PROSES PEMBENTUKAN TATANAN GLOBAL BARU DAN MASA DEPAN RI

Implikasi lain jika frekuensi cek sound terlalu sering di lakukan,akan ada asosiasi dari orang yang sering mendengarnya bahwa minimal ada dua hal yang mungkin bermasalah : soundsystem nya berkualitas buruk atau memang berkualitas baik tetapi operatornya yang bukan ahli tapi bikin diri “ahli”.Kalau soundsystemnya berkualitas buruk maka layaknya di ganti,mumpung cukup saldo kas.Tetapi jika operatornya yang bukan ahli maka di larang bikin tambah-tambah masalah.simpel saja berpikirnya.Apalagi hanya sekedar mengetes padahal memang masih sedang baik-baik saja.Kadang kita menghadapi tipe orang yang suka cari perhatian dan ingin di pandang hebat hingga pada hal-hal yang tidak perlu sekalipun.
☆☆☆
Jadwal Imsakiyah : “waktu imsak sisa lima menit”.Kata-kata ini sering terdengar dari Toa Masjid yang memekakan telinga.Dan itu berulang 3 hingga 4 kali dari waktunya Sahur sekitar pukul 04.00.hingga menjelang waktu Tarhim untuk sholat Subuh.Ini pekerjaan “mubazir” dan terkesan hanya bikin sensasi saja.Alasannya???ini jaman digitalisasi.Sekedar memastikan waktu Imsak itu bukan hal yang luar biasa.Setiap rumah pasti punya handpone Android.Ini bukan jaman radio “4 band” dulu.Belum lagi telah ada jadwal imsakiyah dalam bentuk kopian yang telah di sebar oleh lembaga keagamaan tertentu.Masih belum cukup???saat mendengar tarhim di corong Masjid,anak-anakpun pasti mahfum bahwa telah datang waktunya untuk menyudahi makan-minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa karena telah terkena hukum berpuasa,meskipun waktu imsak itu sendiri hanya di adakan di negara-negara tertentu.Ini bukan lagi jaman “timba woka”,sebutan untuk periode waktu di masa lalu di mana kepastian waktu atas sesuatu,masih menggunakan “perangkat” di jamannya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *