oleh

Vampir Tambang Vs Ekonomi Prabowo untuk Ekonomi Kepulauan

-OPINI-131 Dilihat

Dari sisi investasi, kucuran dana SAL diarahkan untuk menopang infrastruktur dasar di kepulauan Nusantara: pelabuhan kecil, transportasi laut, gudang logistik, jaringan listrik, dan teknologi informasi. Di wilayah seperti Maluku Utara yang memiliki 64 pulau berpenghuni, investasi ini menjadi kunci untuk membuka konektivitas antar-pulau. Infrastruktur yang lebih baik akan menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang, dan memperkuat integrasi pasar lokal dengan rantai pasok nasional maupun global. Dengan begitu, ekspor yang kini didominasi nikel dapat diperluas manfaatnya ke sektor lain seperti perikanan, perkebunan, dan pariwisata.

Dari sisi konsumsi, Rp200 triliun tersebut juga diarahkan untuk mendorong daya beli masyarakat, terutama melalui program Makan Bergizi Gratis (BGN) dan penguatan Koperasi Merah Putih (KMP). Injeksi fiskal pada rumah tangga di pulau-pulau kecil akan memperbesar permintaan lokal, menciptakan pasar baru bagi nelayan, petani, dan pelaku UMKM. Dengan demikian, stimulus SAL tidak hanya menjadi angka makro di neraca APBN, tetapi benar-benar hadir di pasar-pasar desa dan dapur keluarga kepulauan. Kombinasi investasi dan konsumsi inilah yang diharapkan mampu menundukkan paradoks vampir ekonomi: SDA boleh diekspor, tetapi aliran dana kembali ke rakyat kecil menjadi nyata dan terukur.

Baca Juga  DEMONSTRASI PUBLIK DAN KRISIS KETIDAKPERCAYAAN EKONOMI

Patriotisme Ekonomi Prabowo, Apa yang membedakan Prabowo? Ia sadar bahwa Indonesia tidak bisa dipandang dengan kacamata ekonomi kontinental. Negara kepulauan punya logika berbeda.

Dalam perspektif patriotisme, Prabowo ingin memastikan bahwa hilirisasi bukan sekadar pesta investor asing. Hilirisasi harus menjadi jalan agar nilai ekspor setara dengan kesejahteraan rakyat.
Patriotisme di sini bukan retorika kosong, melainkan keberanian menata ulang model ekonomi:
• Dari ekstraksi menuju distribusi adil.
• Dari pusat pertumbuhan menuju jaringan pulau.
• Dari angka-angka makro menuju kehidupan nyata di desa dan pesisir.

Baca Juga  Keresahan Prof Eggi Sudjana dkk. Terhadap Demo Rusuh Indonesia

Jalan Baru Ekonomi Nusantara. Maluku Utara memberi pelajaran berharga. Ekspor bisa melonjak sebelas kali lipat, PDRB bisa naik 2,5 kali lipat, tetapi jurang ketimpangan tetap melebar. Ekonomi enclave menciptakan vampir tambang, menghisap SDA tanpa meneteskan kesejahteraan.
Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, ada kesempatan untuk menata ulang. BGN dan KMP bisa menjadi instrumen patriotisme ekonomi, menyambungkan rantai pertumbuhan dari smelter global hingga dapur-dapur rakyat di pulau kecil.
Tugas besar itu bukan hanya soal menundukkan vampir tambang, tetapi juga membangun ekonomi kepulauan dengan karakter Nusantara. Jika berhasil, Maluku Utara dan 6.000 pulau lain tak lagi sekadar jadi penonton ekspor, melainkan pemain aktif dalam panggung kesejahteraan bangsa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *