Secara substansi, pesan tersebut tepat pada waktunya. Memperingati hari kemerdekaan memang bukan sekadar seremoni; ia seharusnya menjadi momentum refleksi dan aksi. Dengan menempatkan anak muda sebagai subjek utama, Izzuddin menyorot kelompok yang selama ini sering disebut-sebut sebagai kunci pembaruan sosial, ekonomi, dan budaya. Ajakan untuk “bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa” mencerminkan sikap inklusif yang dibutuhkan agar gerak kolektif tidak terfragmentasi.
Kekuatan pernyataan ini terletak pada nilai normatifnya: penguatan nasionalisme, pengaktualisasian diri generasi muda, dan penegasan peran Pancasila sebagai pilar pembangunan. Pesan tersebut relevan untuk mengingatkan kembali tanggung jawab warga negara pada saat kemenangan formal kemerdekaan telah lama tercapai namun tantangan pembangunan masih berlanjut.
Komentar