oleh

100 Hari Kerja ! Memotret Ibukota Sofifi Ditangan Gubernur Sherly, Tetap Ada Sih, Tetapi “Aku Lebih Baik di Hotel Mewah Ku Aja”

-HEADLINE-1871 Dilihat

Bagaimana dengan Gubernur Sherly ?

Up date ! sampai pasca program 100 hari kerja Sherly Sarbin, tak ada gerakan dan gebrakan apa yang dilakukan untuk men DOB kan Sofifi atau paling tidak menjadikan Sofifi sebagai pusat kegiatan iven-iven lokal dan nasional.Kebijakan yang paling tidak diharapkan bisa menghidupkan ibukota Sofifi sekaligus menggairahkan pertumbuhan ekonomi rakyat sebelum asa DOB Sofifi tercapai.

Degradatif ! Jangankan mendesain Road Map DOB dan Pembangunan Sofifi, menetap dan beraktivitas sebagai Gubernur saja sebagian besar ia habiskan di Hotel mewahnya di Ternate.

Untuk itu konon kabarnya gubernur Sherly sampai harus habiskan merintih kas keuangan daerah di APBD Malut sebesar Rp.2 milyar setahun untuk kebutuhan Sewa rumah dinas Gubernur dan transportasi PP Ternate-Sofifi.Padahal diharapkan dengan menetap di Sofifi, Gubernur Sherly bisa merasakan langsung dinamika ibukota Sofifi yang miris itu untuk mengambil kebijakan prioritas di program 100 hari kerja guna menetapkan perencanaan yang mantap bagi ibukota Sofifi.

Baca Juga  LIRA Malut Pertanyakan Issu Pengadaan Mobil Dinas Mewah Gubernur Sherly Bermerek Lexus dan Hamer Termasuk Lexus Wagub.Minta Pemprov Jelaskan.

Faktanya ! Rapat Kordinasi internal Pemprov saja digelar di Ternate tepatnya di hotel mewah miliknya, Hotel Bella.Berkali-kali ia dan Jajaran kabinetnya memusatkan kegiatan di hotel miliknya itu, belum lagi kegiatan regional dengan Gubernur Provinsi sahabat dan kegiatan nasional para Menteri.Sampai kejuaran olah raga yang bakal digelar Dispora Malut akan digelar di ternate.Entah mengapa, Sherly seolah “malu”menunjukan wajah Sofifi ke para sahabat kepala daerah dan para Menteri.

Baca Juga  Mantan Ketua DPD KNPI Maluku Utara Kritik Survei yang Menobatkan Sherly Tjoanda sebagai “Gubernur Terbaik versi Anak Muda”

Padahal seperti diimpikan masyarakat di Sofifi dan sekitarnya, sekiranya kegiatan Pemprov berupa iven -iven itu dipusatkan di Sofifi agar mempertahankan maruah Sofifi sebagai Ibukota sekaligus bisa ngefek pada pertumbuhan ekonomi lokal.

Bak sudah jatuh tertimpa pula, Kota Sofifi tergenang banjir.Tak terurusnya Ibukota Provinsi Maluku utara itu ditenggarai menyebabkan banjir.Sementara Gubernur Sherly Tjoanda dalam imajiner berkata “aku lebih baik di hotel mewah ku aja”.

Sherly memang terpotret tak tertarik bahkan tak punya sanse of belonging atau rasa memiliki dengan ibukota Sofifi.Dia bahkan mengeluarkan Statemen yang menyakiti hati Sofifi.Ruang Gubernur nya ditumbuhi jamur hitam dan berbau, saya tak kuat bernafas”.Demikian ekspektasinya terhadap rumah jabatan dan ruang kerja Gubernur.Oleh karena itu ia membijaki rehabilitasi ruang Gubernur dan rumah dinas Gubernur bernilai puluhan milyar rupiah dengan cara swakelola.

Baca Juga  LATAMLA Apresiasi Sikap Presiden Prabowo Tindak Jenderal Pelindung Tambang Ilegal

Apa gerangan yang membuat Gubernur Sherly tak punya sanse of belonging dan memfungsikan Sofifi selayaknya Ibukota Provinsi Maluku utara menjadi pembahasan publik.

Wacana publik menguak,  pertama, sejarah politik Sherly tak berakar pada cultural Moloku Kie Raha atau Maluku utara sehingga suasana kebatinannya tak menyatu dengan denyut nadi Maluku utara yang didalamnya termasuk DOB Sofifi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *