oleh

Obor Perubahan Dari Program 100 Hari Kerja Terangi Malut, Mercuri dan Arsenik di Darah Rakyat Pun Terlihat

-HEADLINE-1399 Dilihat

TERNATE—Sherly-Sarbin, duet Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara telah melalui program 100 hari kerja.Pro kontra tak terelakan menilai sukses tidaknya program 100 hari kerja itu bermunculan.

Sherly-Sarbin sudah pasti mengklaim sukses melakoni target program 100 kerja.

“Hari ini hari ke-100, saya bersyukur dapat melaporkan bahwa janji itu sudah berwujud nyata, bukan lagi deretan janji.”ujar Sherly mengklaim seperti dilansir pernyataannya di media online Nuansa Malut.Sukses 100 hari kerja diklaim seperti obor perubahan yang menerangi Maluku utara.

Sampai pada titik itu, suara lirih dari fakta lapangan juga tak kalah mirisnya.Ada narasi satire, Cahaya Obor perubahan justru membuat terang hingga arsenik dan mercuri di darah rakyat hal-teng pun bisa terlihat.

Baca Juga  Menatap 2026: Ekonom Mukhtar Adam : Pemerintah Harus Siapkan APBN Ekspansif, Tangguh Hadapi Gejolak Global

Nyaris dipenghujung 100 hari kerja Sherly-Sarbin, Penelitian bersama Nexus3 Foundation dan Universitas Tadulako menemukan kandungan merkuri dan arsenik pada ikan tangkapan nelayan setempat.Mirisnya pula, sebanyak 47% sampel darah warga warga sekitar yang diteliti juga mengandung mercuri dan 32% mengandung kadar arsenik melebihi batas aman.

“Artinya jika ada klaim Sherly-Sarbin berhasil menyalakan obor perubahan di 100 hari kerja mungkin ada benarnya, tetapi cahaya obor perubahannya sampai bisa menerangi dan membuat darah warga di hal-teng bisa terlihat ada kandungan arsenik dan mercuri melebihi batas normal”ketus Muslim Arbi.

Baca Juga  LATAMLA Apresiasi Sikap Presiden Prabowo Tindak Jenderal Pelindung Tambang Ilegal

Muslim Arbi menilai Sherly Sarbin gagal total pada fungsi substansial sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Malut yakni tak bisa memberikan jaminan keselamatan hidup bagi rakyat ditengah ancaman oksploitasi tambang.

”kalau program kan sudah ada anggarannya tersisa diprogramkan dan dilaksanakan saja tetapi bagaimana pemerintah bisa berdiri ditengah kepentingan investasi untuk menyelamatkan hidup rakyat itu baru substansial dan top”cetus dia.

Dalam 100 hari kerja, Sherly-Sarbin dituding gagal membuat peta dan manajemen pengawasan yang melekat sehingga ekpolitasi tambang juga berbanding lurus dengan ancaman terhadap keselamatan warga.

Baca Juga  Ketum BPP KAPMI Apresiasi Langkah Politik Ekonomi Pidato Presiden Prabowo Subianto di APBN 2026

”Kalau Pemprov punya peta pengawasan dan menerapkan pengawasan yang ketat dan berkala melalui uji air yang berkala maka potensi pencemaran bisa dipantau dan dicegah”ujar Iswan Sama, advokad dari Setara Law Office Bandung, Jawa Barat.

Padahal konon katanya, saat debat visi misi, Sherly bahkan menegaskan bakal melakukan investigasi dan advokasi agar operasional perusahan tambang ramah lingkungan dan masyarakat lingkar tambang.

”Asal la debat kandidat aid/dia bilang akan turun advokasi, coba buka ulang rekaman pas bahas ttg masalah tambang dg lingkungan hidup”tukas sumber media ini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *