Oleh: Dapur Redaksi PIKIRAN UMMAT
Di sebuah pagi ketika matahari memantulkan kilau keemasan, tampak rombongan mahasiswa bergerak menuju dermaga kecil. Bukan untuk berlibur, melainkan untuk melakukan pelatihan teknologi penangkapan ramah lingkungan bagi kelompok nelayan setempat. Pemandangan itu kini bukan hal langka di Halmahera Selatan, Universitas Nurul Hasan (UNSAN) telah menjadi denyut baru yang merangkai ilmu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
UNSAN, sebagai institusi pendidikan tinggi yang hadir di wilayah yang sarat potensi maritim dan pertanian ini, bermain peran lebih dari sekadar tempat belajar. Ia bertransformasi menjadi pusat inovasi lokal, ruang dialog budaya, dan motor penggerak ekonomi yang lambat laun meneguhkan eksistensi Kabupaten Halmahera Selatan di peta pembangunan regional.
Kampus sebagai jembatan antar-dunia
Di lorong-lorong kampus, wacana akademik bertemu dengan persoalan riil masyarakat.
Kurikulum yang dirancang menyesuaikan kebutuhan lokal dari kelautan, perikanan, agroindustri, kehutanan, hukum dan pendidikan hingga pariwisata berkelanjutan serta pendidikan vokasi pertambangan dan kelautan menghasilkan lulusan yang tak asing lagi dengan konteks rumahnya sendiri. Mahasiswa yang datang dari desa-desa pesisir justru memilih bertahan, menerapkan ilmu untuk memberdayakan komunitas, bukan sekadar mencari peluang di kota besar.
“Ketika transfer ilmu dan teknologi tidak berhenti di ruang kelas, dampaknya terasa sampai ke pasar dan perahu nelayan,” ungkap seorang mahasiswa yang rutin menfasilitasi pelatihan vokasi. Program-program pengabdian masyarakat yang bersifat tematik dan berkelanjutan membuat hubungan kampus-komunitas semakin cair dan produktif.













Komentar