oleh

KOTA TUHAN

-OPINI-240 Dilihat

Oleh: M.Guntur Alting


DI SEBUAH kota yang penuh huru-hara, para kaisar naik dan jatuh silih berganti. Seorang lelaki duduk dalam keheningan biara di Hippo, Afrika Utara.

Ia merenungkan nasib dunia, nasib Roma, dan lebih dari itu—nasib manusia. Lelaki itu adalah Santo Agustinus, seorang pemikir besar yang mencoba memahami makna di balik kejatuhan Roma dan perjalanan sejarah manusia.

Saat itu, tahun 410 M. Kekaisaran Romawi–yang dianggap sebagai pusat dunia—telah jatuh ke tangan bangsa Visigoth. Kota yang selama berabad-abad berdiri megah, dengan jalan-jalan marmer dan kuil-kuil megah untuk para dewa, kini hancur.

Baca Juga  Salah satu sebab Chaos Nasional karena Kasus Ijazah Joko Widodo?

Di seluruh pelosok kekaisaran, rakyat bertanya-tanya, “Mengapa ini terjadi? Apakah dewa-dewa kita meninggalkan kita?”

Namun, ada suara lain yang lebih tajam, menuding bahwa Kekristenan adalah penyebab kehancuran Roma.

“Dulu,” kata mereka

“Roma kuat karena kita menghormati dewa-dewa Jupiter, Mars, dan Venus. Tapi sekarang, sejak Kaisar Konstantinus menjadikan Kekristenan sebagai agama resmi, kita menjadi lemah. Para tentara kita tidak lagi percaya pada kekuatan Romawi. Dan lihat apa yang terjadi—kita dihancurkan !”

Mendengar tuduhan ini, Agustinus merasa bahwa ia harus menjawab. Bukan dengan kemarahan, tetapi dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah manusia, kehendak Tuhan, dan tujuan akhir dari segalanya.

Baca Juga  Jokowi menyusul Nadiem Makarim?

Maka, ia pun mulai menulis sebuah buku yang akan menjadi salah satu karya terbesar sepanjang sejarah: “City of God” (Kota Allah).

–000–

Ini adalah buku yang sudah lama saya cari. Pertama kali terpapar buku ini saat aaya mengikuti kelas Prof.Dr.Tahir Kasnawi, SU. sosok Dosen yang saya kagumi di kelas kuliah sosiologi agama di Universitas Hasanuddin pada 2018.

 

Butuh waktu 25 tahun, untuk bisa menemukan buku ini. Secara tak sengja saya dapatkan di Lapak kios buku di Blok M Jakarta Selatan.

Baca Juga  Testimoni : MEMBACA "SEJENAK HENING" DALAM LENSA AKADEMISI, AGAMAWAN, MOTIVATOR KOLUMNIS DAN JURNALIS

Buku ini adalah terjemahan dari ” The City Of God” yang di tulis oleh Agustinus. Ada juga versi novelnya oleh E.L Doctorow yang masuk kategori Bestseller oleh majalah A New York Times.

Kota Tuhan telah menyita begitu banyak waktu baca saya sejak saya mulai membacanya awal September lalu.

Karya ini setara dengan Sonata dalam B minor karya Franz Liszt dalam teologi —sebuah karya yang telah mengorbitkan seluruh tata surya yang menarik minat ilmiah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *