oleh

“Pohon besar” dan kesaksian om Saleh [Part.16].

Kamis kemarin [09/03],oleh seorang karib,kebetulan kami bertetangga cukup lama di rumah orang tua di kelurahan Gamtufkange sebelum saya “pindah alamat” karena menikah,saya di minta menjadi saksi atas perkara perdatanya yang sementara di sidangkan di kantor Pengadilan Agama,Tidore.

Di halaman kantor yang beralamat di kelurahan Tuguwaji,yang bersih dan tertata baik ini,ada sebuah pendopo mungil bertuliskan “Ruang baca dan merokok”.dalam hati saya,menarik juga tempat ini.di situ,kami mengobrol sesama saksi dan Pengacaranya sembari menunggu sidang di mulai.pengacara,yang kebetulan karib saya ini memberi “briefing” singkat : tugas saksi hanya menjelaskan apa yang di lihat,di dengar dan di alami,cukup itu.

Baca Juga  Video Hasto, Apakah Pepesan Kosong?

kebetulan di deretan saksi,ada yang saya kenal dekat.beliau adalah Saleh Kader,warga kelurahan Soasio dan pensiunan ASN di kantor departemen pendidikan di jaman kabupaten Halmahera Tengah,sebelum bergulir otonomi daerah.telah berkepala Tujuh,usianya.kebetulan juga saya memulai karir ASN sebagai guru pada sebuah SMA Negeri di Tidore kala itu membuat kami relatif lama bersinggungan karena tugas.saya menyapanya om Saleh,sedikit dari orang yang “pakar” membuat “Besu”,semacam penutup kepala berbahan kain dan khas masyarakat adat di lingkungan kesultanan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *