oleh

Cium Tangan—Karakter Adab “Adat Se Atoran” Seoarang Rizal Marsaoly

-OPINI-65 Dilihat

Foto Rizal Marsaoly, Sekertaris Daerah Kota Ternate mencium tangan H.Thaib Armayin saat pertemuan mereka baru-baru ini menarik perhatian luas.Atensi publik, sikap orang nomor 3 di pemkot Ternate ini telah langka bagi umumnya para pejabat padahal ditengah ancaman dekandensi moral generasi muda, tuntunan nilai adab, tata krama, respek bagi generasi muda sangat diperlukan.

Mencium tangan saat bersalaman bukanlah hal baru dalam tradisi masyarakat Indonesia yang ketimuran sarat dengan nilai-nilai religuis dan berbudaya. Cium tangan dari anak kepada orang tua, murid kepada guru, hingga seorang bawahan kepada pemimpin, gestur sederhana ini dimaknai sebagai penghormatan. Umumnya Indonesia, prilaku ini diajarkan sejak dini baik di keluarga dan di sekolah untuk membangun karakter kesantunan pada diri anak.

Baca Juga  Apakah Gibran berada di balik Demo Ricuh DPR 25 Agustus?

Cium Tangan Sudah Karakter RM.

Prilaku cium tangan saat bersalaman dengan orang yang lebih tua, tokoh agama dan pemimpin telah menjadi karakter dasar seorang Rizal Marsaoly.

Gwstur santun itu sudah melekat dalam karakternya. Ia melakukannya tanpa membeda-bedakan, baik kepada mantan gubernur atau mantan pejabat sepuh seperti Haji Thaib Armayin, maupun tokoh-tokoh lain yang ia temui. Bahkan, sebagaimana diakui banyak orang dekatnya, Rizal kadang mencium tangan orang biasa yang lebih tua. Ia memaknainya sebagai bentuk penghormatan, bukan yang lain.Adab itu terbangun genuine dalam dirinya, hasil didikan orang tua.

”Dia didik seperti itu, menghormati orang yang lebih tua, guru dan pemimpin”ujar salah satu orang dekat.

Baca Juga  Agus Suparmanto Dinilai Layak Pimpin PPP

Lingkungan terdekatnya memberikan testimoni bahwa cium tangan itu sudah karakternya orang nomor 3 pemkot itu.Adabnya memang demikian tanpa tendeng aling-aling.

“Orangnya memang begitu, kalau yang dia salam itu lebih tua, pasti dicium tangannya,” tutur sumber keluarga terdekat, menegaskan bahwa hal itu bagian dari adab bukan rekayasa.

Cium Tangan dalam Adab Masyarakat Adat Indonesia

Cium tangan adalah salah satu bentuk penghormatan yang sudah lama hidup dalam tradisi masyarakat Indonesia termasuk Masyarakat adat Ternate, masyarakat adat Tidore, Bacan dan Jailolo serta umumnya masyarakat Maluku utara. Praktik ini memiliki makna lebih dalam dari sekadar gestur fisik tetapi ia merupakan simbol adab, tata krama, dan pengakuan atas hierarki sosial maupun usia.

Baca Juga  2 Mata Satu Wajah Malut (BI vs Kemenkeu)

1. Makna Filosofis

Dalam banyak komunitas adat, mencium tangan orang tua atau pemimpin adalah wujud andap asor (kerendahan hati).

Gerakan ini menunjukkan sikap rela menundukkan diri, bukan karena rendah, melainkan karena menghargai kebijaksanaan dan pengalaman orang yang lebih tua.

2. Ragam Praktik di Nusantara

Jawa: Anak atau cucu mencium tangan orang tua dan kakek-nenek sebagai wujud bakti dan doa restu.

Bugis-Makassar: Disebut massalami, cium tangan dilakukan dengan penuh rasa hormat saat bertemu orang tua atau tokoh adat.

Minangkabau: Anak-anak diajarkan salam cium tangan pada ninik mamak (paman adat) sebagai tanda tunduk pada aturan adat.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *