oleh

Catatan Demokrasi : Aksi Demonstrasi Bubarkan DPR RI—Momentum Reflektif Demokrasi Seutuhnya.

-Editorial-327 Dilihat

Selain reformasi formal, diperlukan pula penguatan budaya politik: pendidikan pemilih yang lebih masif, peran media yang kritis dan independen, serta organisasi masyarakat sipil yang aktif menagih janji politik. Demonstrasi adalah sinyal; agar tidak selalu berulang, sinyal itu harus direspons dengan kebijakan konkret dan pergeseran budaya politik yang menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan transaksional.

Baca Juga  Editorial : Momotret Komitmen Bupati Hal-Sel Menjaga Napas Budaya

Akhirnya, tuntutan mahasiswa bukanlah permusuhan terhadap lembaga demokrasi, melainkan seruan agar demokrasi bekerja sebagaimana mestinya  menjadi alat peningkatan kesejahteraan publik, bukan instrumen reproduksi elit. DPR dan seluruh elemen politik harus melihat momen ini sebagai kesempatan memperbaiki diri: memperkuat akuntabilitas, kembali pada politik program, dan merawat kepercayaan publik. Hanya dengan begitu, aspirasi rakyat yang disuarakan di jalan dapat berubah menjadi kebijakan yang nyata dan berkeadilan.

Baca Juga  EDITORIAL PU : GERTAM Cabai dan Penguatan Agromaritim Halmahera Selatan: Perempuan sebagai Pilar Ketahanan Pangan Lokal

Ternate, 3 sepetember 2025

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *