Partisipasi aktif Kota Ternate dalam Rakernas XI JKPI di Yogyakarta tahun ini patut dilihat bukan semata sebagai diplomasi budaya tahunan, melainkan sebagai pernyataan arah pembangunan kota yang berbasis identitas.
Ternate, sebagai bagian dari sejarah maritim Indonesia, punya legitimasi kuat sebagai kota pusaka. Namun hari ini, tantangan yang dihadapi bukan hanya menjaga bangunan tua atau merawat artefak sejarah. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana menjadikan pusaka sebagai modal pembangunan—bukan sekadar objek pelestarian.
Dalam sambutannya di forum, Sekot Rizal Marsaoly menegaskan pentingnya kolaborasi nyata antar anggota JKPI. Ini mencerminkan orientasi yang lebih proaktif dan progresif. Kota pusaka tidak boleh hanya menjadi nostalgia yang diam di tempat, tetapi harus menjadi pusat inovasi sosial, budaya, dan ekonomi lokal.
Komentar