Dapur Redaksi Pikiran Ummat
Peristiwa sederhana namun sarat makna yang terjadi di Sofifi—warga dari kampung ke kampung mengumpulkan sedekah berupa uang recehan untuk perjuangan DOB (Daerah Otonomi Baru) Sofifi dan menyerahkannya ke Markas Majelis Rakyat Kota Sofifi (MARKAS)—menjadi cermin dua hal penting: betapa dalamnya kerinduan masyarakat akan pengakuan dan martabat daerahnya, serta besarnya tanggung jawab yang kini ada di pundak para pengurus perjuangan.
Aksi gotong-royong yang berujung pada penyerahan hasil jerih payah kolektif itu pada Minggu (24/8/2025) menghadirkan keharuan karena jelas ini bukan sekadar soal nominal. Bagi mereka, rupiah yang disumbangkan adalah simbol doa, harapan, dan keyakinan bahwa suara rakyat kecil punya tempat dalam proses politik dan administratif yang menentukan masa depan Maluku Utara. Ketika seorang penjual kue menyisihkan pendapatan hariannya, atau warga menyumbang recehan demi tujuan bersama, itu mencerminkan legitimasi moral yang tak mudah dibaca dari statistik semata.
Komentar