oleh

Tajuk Editorial: Izzuddin Al‑Qassam Kasuba — Suara dari Pinggiran yang Layak Didengar

-Editorial-622 Dilihat

Editorial ini menilai peran personal Al‑Qassam penting karena ia menjembatani dua kebutuhan yang sering berseberangan: tuntutan efisiensi anggaran negara dan kebutuhan pelayanan publik yang layak. Ketika ia menyatakan, “Negara tidak boleh membiarkan TVRI, RRI, dan Antara berjalan dengan anggaran minimalis,” itu bukan retorika kosong. Pernyataan tersebut memancing pertanyaan publik yang beralasan: seberapa serius negara ingin mengejar pembangunan dari pinggiran jika fasilitas yang dibangun tidak dilengkapi sumber daya untuk berfungsi?

Baca Juga  Ketika Marius Sirumapea Membunyikan Alarm Dari Jantung Kekuasaan

Bagi pembaca kalangan menengah, isu ini relevan. Media publik yang kuat menyediakan informasi yang dapat diandalkan, ruang promosi bagi ekonomi lokal, serta konten yang mencerminkan kehidupan daerah—semua elemen yang menopang kualitas kehidupan dan peluang ekonomi. Posisi Al‑Qassam mengingatkan kita bahwa perdebatan anggaran tidak boleh hanya dilihat sebagai persaingan pos belanja, melainkan investasi strategis pada infrastruktur informasi yang memperkaya demokrasi dan ekonomi nasional.

Baca Juga  Editorial PU : Paradoks Maluku Utara “Ayam Mati di Lumbung Padi”

Namun peranan seorang wakil rakyat tidak berhenti pada seruan anggaran. Al‑Qassam juga menaruh penekanan pada aspek lain: penguatan SDM, infrastruktur digital, dan penggunaan anggaran yang transparan serta akuntabel. Pendekatan demikian memperkaya wacana; bukan sekadar menambah pundi-pundi lembaga, melainkan mendorong modernisasi yang memastikan dana dapat menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Ini penting agar dukungan ke lembaga penyiaran publik bukan saja berupa belas kasihan politik, tetapi transformasi fungsional.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *