Dokumentasi dan kolaborasi juga krusial. Pemerintah daerah sebaiknya menggandeng akademisi, lembaga kebudayaan, dan media untuk mendokumentasikan bahasa, cerita lisan, tarian, dan ritual. Arsip digital dan fisik yang mudah diakses akan menjadi sumber belajar sekaligus bahan promosi pariwisata budaya yang dikelola komunitas, bukan dieksploitasi tanpa manfaat bagi masyarakat setempat.
Akhirnya, kehormatan yang diberikan kepada Bupati saat Tobo‑Tobo Safar memberikan momentum. Momentum itu harus diubah menjadi agenda kerja yang terukur: kebijakan, anggaran, pendidikan, dokumentasi, dan pemberdayaan ekonomi. Jika tidak, tutur Bupati bahwa budaya bisa hilang dalam 5–10 tahun hanya akan menjadi ramalan yang terpenuhi. Pelestarian budaya adalah tugas bersama—pemerintah, tokoh adat, dan masyarakat—yang membutuhkan lebih dari tepuk tangan dan foto bersama; ia membutuhkan komitmen berkelanjutan dan aksi nyata.
Komentar