JAKARTA—Senin, 7 Juli Polda Metro Jaya mengundang untuk klarifikasi terhadap sejumlah tokoh pergerakan: Eggie Sudjana, Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadilah, Tyfauzia, Kurnia juga Rustam untuk di dengar keterangan nya dengan alasan klarifikasi.
Panggilan Polda Metro Jaya kepada 7 aktivis ini menuai respon kritis Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan dan Ketua TPUA.
Menurut Muslim Arbi, Ketua TPUA menyatakan, Pemanggilan dengan dalih undangan ini sangat aneh dalam kasus Ijazah Palsu Joko Widodo mantan presiden ke 7 itu.
“Polisi seharus nya serius mengusut sampai tuntas kasus Ijazah Palsu Jokowi yang belakangan semakin bikin heboh karena temuan dan pernyataan Beathor Suryadi yang mempertegas Ijazah Jokowi yang di buat di pasar Pramuka itu”ujar ia tegas.
Direktur Gerakan Perubahan ini juga menekankan bahwa Kasus Ijazah Palsu Jokowi yang di duga di produksi di Pasar Pramuka yang bikin heboh belakangan ini, dan menyeret nama Prof Paiman Rahardjo , mantan Wamendes di era Jokowi itu seharus nya oleh Polda Metro Jaya serius dan fokus mengusut nya karena Pasar Pojok Pramuka yang menjadi jasa pengetikan itu telah dibongkar dengan gamblang oleh Beathor dan juga oleh Mantan Anggota BIN Kol (purn) Sri Radjasa Chandra yang membuka alibi Prof Paiman pemilik jasa pengetikan di pasar Pramuka Pojok itu.
”Itu yang harus menjadi perhatian Polri”tekan dia.
Komentar