oleh

KRISIS RSUD CB: Gubernur Harus Bertindak, Copot dr. Alwia Sekarang Juga!

-HEADLINE-831 Dilihat

Apa dampaknya bagi rakyat? Ini bukan sekadar soal ‘label rumah sakit’. Penurunan status berarti hilangnya kepercayaan nasional terhadap kualitas layanan medis di RSUD CB. Itu berarti makin terbatasnya dukungan pusat, makin sedikitnya alokasi SDM spesialis, dan pada akhirnya: pasien-lah yang menderita.

Tak cukup sampai di situ, RSUD CB juga diterpa masalah kronis: kekurangan tenaga dokter spesialis, alat kesehatan usang, pelayanan stagnan, dan yang lebih parah—isu korupsi yang berembus bertahun-tahun tanpa penyelesaian. Semuanya dibiarkan membusuk di bawah kepemimpinan Alwia.

Baca Juga  HEADLINE: Polemik Kepemilikan Gelora Kie Raha Memanas, Pakar Hukum & Mantan DPRD: Hentikan ! Itu Aset dan Ikon Ternate

LIRA menyebut Alwia bukan bagian dari solusi, tapi bagian dari masa lalu yang membawa RSUD CB ke titik nadirnya hari ini. “Dia tidak bisa diharapkan untuk melakukan pembenahan. Dia justru simbol dari kegagalan itu sendiri,” kata Said, sembari menambahkan bahwa Alwia diduga kuat masih terikat dengan jaringan rezim sebelumnya yang ikut memperparah kekacauan manajemen rumah sakit.
Dengan nada yang tak bisa lebih jelas, Said menyampaikan:
“Kalau Gubernur Sherly serius ingin bersihkan RSUD CB, maka bersihkan dulu pucuknya. Copot dr. Alwia. Itu satu-satunya jalan. Kalau tidak, maka Gubernur sendiri akan dianggap melindungi kegagalan.”

Baca Juga  Boyong 3 Medali Emas dan 1 Perak, Malut Dinobatkan Juara Umum Lomba DMI di FORNAS VIII NTB Tahun 2025.

Pernyataan ini menyimpan bom waktu politik. Jika Gubernur Sherly Tjoanda memilih diam, maka kegagalan RSUD CB akan melekat ke pundaknya sendiri. Sebab diam dalam situasi ini bukanlah netral, tapi bentuk pembiaran terhadap kelalaian dan potensi penyimpangan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *