oleh

PERJALANAN GULITA MENUJU CAHAYA

-OPINI-1273 Dilihat


Oleh : M.Guntur Alting

Aku Pendeta Yang Jadi Pendakwah”
(Yahya Waloni)

—-
PAGI itu menjelang siang, masih terasa nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah. Memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik matahari masih mengitari bumi Toli-Toli. Tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Warga kota Toli-toli, tiba-tiba dihebohkan dengan kabar seorang Pendeta dan seluruh keluarganya memeluk Islam. Berita ini bagai angin berhembus kencang. Bahkan media pun telah mengakses kabar ini. Dia lah Yahya Waloni.

Baca Juga  Salah satu sebab Chaos Nasional karena Kasus Ijazah Joko Widodo?

Ia memiliki nama lengkap ” Yahya Yopie Waloni.” lahir sebagai penganut Kristiani di Manado, pada 30 November 1970. Ia adalah anak bungsu dari 7 bersaudara. Ayahnya seorang pensiunan tentara yang pernah sebagai DPRD kabupaten Sulawesi Utara.

Setelah masuk Islam namanya disempunakan menjadi Muhammad Yahya Waloni. Istrinya Lusiana yang berganti nama menjadi Mutmainnah. Tiga anaknya juga ikut berganti nama ; Silvana (Nur Hidayah), Sarah (Siti Sarah), dan Zakaria.

Baca Juga  Kader PPP: "ABM" atau "Asal Bukan Mardiono"

Mereka mengucapkan syahadat pada 11 Oktober 2006 pukul 12.00 (Wita) dengan bimbingan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang NU Toli-Toli, Sulawesi Tengah.

Saya pertama kali mendengar namanya melalui kakak saya. Saat itu melalui khutbahnya ia membawakan salah satu cuplikan kisah seorang pendeta yang masuk Islam. Dan jelas yang ia sebutkan adalah Yahya Waloni.

Berikutnya, saya mulai terpapar ceramah-ceramah Yahya Waloni yang mudah di dapat di yutube. Kalau dibuatkan kategorisasi dakwah, maka dia lebih memilih jalur metode Nahi Mungkar.

Baca Juga  Jokowi menyusul Nadiem Makarim?

Ia adalah seseorang yang memiliki masa lalu yang penuh warna. Ia mengakui bahwa dirinya pernah nakal di masa muda. Karena kenakalannya itu, beberapa bagian tubuhnya memiliki bekas tato.
Bahkan, di lengannya terdapat bekas luka setrika yang ia lakukan sendiri untuk menghilangkan tato-tatonya.

“Ini dulu bekas tato”
katanya pada suatu saat.
“Tapi semua sudah saya setrika,”
Sambil menunjukkan bekas-bekas tato tersebut.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar