oleh

Catatan : Belajar Dari Kasus Penikaman di PT.IWIP, “Ketika Hidup Sampai Dipertaruhkan di Ujung Pisau”

-HEADLINE-1404 Dilihat

WEDA—Insiden penikaman antara karyawan dengan Manejer di PT.IWIP, Weda Kabupaten Hamahera Tengah mengagetkan publik Maluku utara.Entah kejadian pertama atau kesekian, insiden ini selain berujung hukum namun memantik emosional publik.

Terlepas dari soal tindakan kriminal yang dilakukan oknum karyawan penusuk, Persoalan hidup seolah lebih mendesak dari soal ancaman hukum yang mengintai pelaku.

Mungkin saja dibenak pelaku, di pecat dan dipenjara itu sama saja.Hidup bebas tanpa kerja berkalang derita sama artinya dengan hidup terkurung di balik jeruji besi.Tuntutan hidup yang semakin kompleks baik ekonomi, sosial dan politik pemerintahan telah membuat otak rakyat mumet dan stres potensial menggiring mereka pada sikap dan tindakan brutalisme.

Baca Juga  Aksi Demonstrasi Menagih Amanah UU 46 Tahun 1999: Sofifi Bergerak Menuntut Keadilan Pemekaran Kota

Apapun itu, tindakan main hakim sendiri sampai mengancam nyawa Orang lain  juga tak bisa ditolerir dengan dalih apapun.Hukum harus tetap tegak.Terpenting perusahan dan pemerintah juga memberikan akses luas kepada pekerja agar bisa mencari keadilan dan mempertahankan hak nya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.Mendapatkan pekerjaan adalah hak rakyat.

Kasus Posisi Bermula dari kebijakan SP3 pihak perusahan PT.IWIP terhadap LK, pelaku rupanya tak puas dan mencari kejelasan nasibnya.Entah seperti apa proses Komonikasi yang berkangsung antara pelaku dan korban sebagai manajer berlangsung,  emosi LK alias Lika memuncak lalu menikam pimpinannya hingga berkali-kali.

Baca Juga  TANDA TANGAN PETISI MEMBLUDAK DUKUNG DOB KOTA SOFIFI

Insiden ini terjadi pada Senin (23/6) bertempat di area KM 15 PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Desa Woekop, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah.

Kejadian nahas itu berawal ketika pelaku yang merupakan karyawan Departemen Elektrik Maintenance PT IWIP tak terima dengan sanksi SP3 yang diterimanya.

Pada pagi itu sekira pukul 07.30 WIT, Lika masuk ke ruangan tugas Electrik Smelter W, kemudian duduk dan berkomunikasi dengan Mr. Wen Qiang selaku Manajer Electrical Engineering. Ia memprotes sanksi SP3 yang diberikan kepadanya sebagai bentuk keberatan dan penolakan.

Dalam CCTV yang beredar, pelaku terlihat beberapa kali melayangkan protes lalu mengambil sebilah pisau yang disembunyikan di pinggul bagian kiri. Pelaku kemudian melakukan penikaman terhadap Wen Qiang beberapa kali di bagian perut.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *