oleh

Muslim Arbi : Saya Menunaikan Tugas dan Tanggun Jawab Moral Saya Kepada Malut Bukan Membenci Sherly

-Nasional-1277 Dilihat

JAKARTA —Muslim Arbi, sosok yang kini menyita atensi luas publik Maluku utara.Tampil getol mengkritis kepemimpinan Sherly Tjoanda sebagai Gubernur Maluku Utara, putra Waigitang kelahiran Desa Tameti Ligua Makayoa ini harus menghadapi respon beragam dari publik Maluku utara.

Ada yang mendukung sikap dan langkahnya sebagai bentuk pengawalan terhadap pemerintah daerah Maluku utara yang baik, bersih dan berwibawa namun tak pelak mengundang sinisme sebagaian kalangan sebagai bentuk sikap kebencian terhadap Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda.

Baca Juga  Aksi Nyata Peduli Rakyat : Izzuddin Alqassam Kasuba Anggota DPR RI Bagi 1 Ton Beras untuk Warga Halmahera Selatan.

Direktur gerakan perubahan ini meluruskan sikapnya bahwa sikap dan gerakannya semata perwujudan tanggun jawab moral terhadap negeri kelahirannya Provinsi Maluku utara yang ia ikut lahirkan bukan didorong oleh rasa benci dan kekalahan politik.

Dia menandaskan bahwa dia tidak terlibat secuilpun baik sebagai lawan atau pendukung Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe kala kontestasi Pilkada Maluku utara sehingga harus sakit hati.

Baca Juga  Aksi Berdarah Memicu Gelombang Protes, Alumni KAMMI Minta Tindakan Nyata Pemerintah, Ini 7 Tuntutan Mereka

”Itu standing positioning saya dalam gerakan kritis terhadap kepemimpinan Sherly Tjoanda di Provinsi Maluku utara”ujar dia menjelaskan posisinya sebagai kritikus pemerintahan Sherly Tjoanda.

Direktur Gerakan Perubahan ini mengingatkan publik bahwa pemerintahan demokratis itu mendapat mandat rakyat dan dibiayai dengan uang rakyat maka membutuhkan kritisme publik agar tetap berada pada rel konstitusi.Dengan begitu pemerintahan Malut benar-benar mengabdi pada kepentingan rakyat.

Baca Juga  MPUI-I Malut Gelar Rapat Dengan Agenda Laporan Pelaksanaan SILATNAS Tokoh Bangsa dan Ulama

”Jadi begitu, Penguasa itu mendapat mandat rakyat dan dibiayai dengan uang rakyat maka siapapun gubernurnya entah itu Kiyai atau pendeta ataupun politisi, harus tetap dikawal kritis”jelasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *