HEADLINEOPINI

Membangun Birokrasi Hal-Sel, Menuju Pemerintahan Meritokratik

Catatan Ringan.

PIKIRAN UMMt.Com—Labuha||Sepekan terakhir, berita dan isyu seputar pencopotan Squad birokrasi mantan Bupati Hal-Sel, Usman Sidik oleh Bupati Hal-Sel Bassam Kasuba santer mengemuka.Temanya tak tanggung tanggung menampakkan sisi emosional “Bassam Kasuba copot Ipar mantan Bupati Usman Sidik”.

Ter up date, Basaam Kasuba diisyukan tidak pro pribumi.Alamak ! Seperti Kembali ke zaman old 60 tahun silam ketika bangsa ini baru merdeka dan sentimen orang asing versus pribumi mengemuka.

Bangun ! Dunia yang mengglobal luasnya tersisa seluas daun kelor, orang berkomunikasi dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote hanya dalam hitungan detik.Putra-putri Malut juga tak sedikit yang menjabat di Pulau Jawa, Maluku, Buton dan Sul-sel tuh.

Dunia global itu sepertinya tanpa batas dan sekat.Kita harus mampu menyesuaikan perkembangan itu jika tidak maka hidup Kita hanya dipenuhi bafeto ba noa-noa seperti pendukung tim sepakbola tarkam yang kalah, kerja bafeto saja.

Balik lagi, Isyu yang kentara cukup emosional seperti orang kehilangan properti atau benda milik pribadi.Padahal Jabatan publik adalah milik publik yang setiap saat bisa diganti sesuai tuntutan politik pemerintahan.Apalagi, tatanan modern sedang mengiliminasi birokrasi azaz kekeluargaan “saudara, ipar dan Ana kampong”.

Kasat mata, ada yang memang hendak diraih dibalik isyu yakni melemahkan politik reformasi birokrasi Bupati Bassam Kasuba.Ada yang hendak di”curi” dari langkah reformasi birokrasi Bupati Bassam Kasuba yang kebetulan saja menyasar struktur Birokrasi ala  “saudara, ipar, anak kampong”itu.

”Bupati Bassam Kasuba tega amat kau, kau tak layak jadi pemimpin rakyat” begitu kira-kira pesan politik yang dapat kita tarik dari Goals  isyu-isyu yang mengitari reformasi birokrasi ala Bassam Kasuba itu.Targetnya hanya untuk melemahkan Bassam Kasuba.Apalagi ditengah percaturan kontestasi momentum politik pemilu, Pilpres dan Pilkada yang sudah mulai hangat-hangat kuku yang terkoneksi langsung dengan Bupati Bassam Kasuba.Dinamika yang biasa -biasa saja.

Bupati Bassam Kasuba sendiri terbaca adem ayem saja menyikapinya.Mungkin saja orang nomor satu Hal-Sel ini sedang fokus untuk membedah rumah warga miskin, membangun lumbung pangan Desa, meningkatkan mutu layanan kesehatan melalui peningkatan status polindes ke puskesmas pembantu atau Pustu dan peningkatan fasilitas layanan RSUD Obi sehingga tidak sampai “bahoba” sampai baperan dengan game politik ini.

Apa mantan Bupati Usman Sidik salah besar membangun birokrasi primordial “saudara, ipar dan ana kampong ? Dalam makna sempitnya, hemat saya Tidak !

Hakikatnya Usman Sidik membangun struktur birokrasi yang busa dipercaya, struktur birokrasi yang pas dengan tuntutan pemerintahannya.Motif ini berlaku pada pemimpin politik siapapun bahwa mereka akan mencari pembantu-pembantu yang dipercaya menjalankan setiap amanah yang dia embankan.Seluruh organisasi klasik dan modern di seluruh belahan dunia berlaku hukum ini dimana setiap pemimpin membangun struktur organisasi yang se visi, se misi dan amanah.

Demikian mungkin saja perspektif yang berlaku pada Bupati Bassam Kasuba.Dia dan siapapun bakal membongkar struktur sebelumnnya dengan desain baru yang tehnokratik guna memenuhi spirit dan tuntutan pemerintahannya.

Isyu pribumi versus non pribumi alias putra daerah versus bukan putra daerah ini isyu politik klasik yang bak virus yang muncul musiman.Isyu ini telah menjadi atensi serius baik pemerintah pusat dan kampus karena Danpaknya bagi pemerintahan daerah seperti membangun kerajaan-kerajaan baru pasca reformasi.

Seleksi jabatan adalah salah satu strategi dan upaya pemerintah untuk membebaskan struktur pemerintahan dari desain primordial ini sekaligus mengeliminasi menguatnya paham kedaerahan ditengah upaya penguatan sistim pemerintahan nasional NKRI.

Mengenal Birokrasi Secara Umum

Dilansir dari Bisnis.com, Birokrasi merupakan istilah yang mengacu pada organisasi yang kompleks dengan sistem dan proses berlapis-lapis. Pengertian lain mengatakan bahwa birokrasi adalah praktik pengelolaan layanan bersifat hierarkis dan terperinci sesuai fungsi dan tugas anggota suatu organisasi.  Secara umum, birokrasi adalah struktur tatanan organisasi, bagan, pembagian kerja dan hierarki yang terdapat pada sebuah Lembaga yang penting untuk menjalankan tugas-tugas agar lebih teratur, seperti contohnya pada pemerintahan, rumah sakit, sekolah, militer dan lain-lain.

Apa isyu politik identitas ini berhasil ?

Bisa iya bisa tidak.Bisa iya, itu mungkin mempertahankan barisan politik pro status quo.Kelompok pro status quo ini masih haqqulyakin bisa  mengais harapan dari puing-puing kejayaan.

Bisa tidak, karena game ini para aktornya kek tuturuga tarika yang hanya bisa mengepak “pila-pila” tanpa bisa berbuat banyak sementara pada sisi lain, orang yang dikonotasikan musuh semakin eksisting power politiknya.Jika tega, bak cicak bertengger di dinding rumah yang hanya sekali “kuti”langsung jatuh ke lantai.

Bisa tidak juga karena desain struktur birokrasi pro status quo ini telah dirisaukan lama.Struktur itu di internal Makayoa sebelumnya menuai bafeto  “Ana kampong” sentris sehingga mengundang antipati juga.Upaya untuk memelihara basis primordial nampaknya minus bukan plus

Kesimpulan.

Game Over ! Permainan politik kesukuaan atau primordial ini perlahan harus dikurangi seiring sistim formasi jabatan yang semakin tehnokratik.Pada tataran ini, seleksi jabatan harus dikedepankan untuk mengurai problem akut primordial ini.

Kepada kelompok kepentingan, akhiri segala bentuk permainan politik primordial.Ekosistem profesionalisme harus dibangun untuk merekonstruksi birokrasi dari ekosistem primordial yang sudah berurat akar.

Memelihara kesukuan hanya akan membangun ketidakadilan, ketidaksetaraan dan memelihara konflik serta korban baru entah dari suku mana hanya menunggu waktu Bupati dari suku apa berkuasa.(***)

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *