oleh

Demokrat Bersama Prabowo, Bukan Gibran

Dilematis bagi Demokrat. Tepatnya bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Gagal menyandingkan AHY dengan Anies Baswedan, Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan, malah ketemu Gibran.

Gibran putra Jokowi. AHY putra SBY. Di sini terjadi persaingan para pangeran. AHY didaulat oleh Sang ayah untuk dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan. Begitu juga Gibran. Tapi malang nasib AHY. Setidaknya untuk saat ini. Gagal nyagub DKI, gagal pula jadi cawapres. Padahal, AHY telah mengorbankan karir indahnya di militer.

Baca Juga  Bangun Kembali Jembatan Tagono-Ombawa, Bupati Bassam Kasuba Tuai Apresiasi Warga

Gibran jauh lebih baik nasibnya. Baru dua tahun jadi walikota Solo, sekarang menjadi cawapres. Gibran mendampingi Prabowo yang usianya sudah cukup sepuh. Pun sudah beberapa kali sakit.

Peluang AHY semakin sulit, kalau tidak dibilang “tertutup” jika Prabowo-Gibran jadi. Prabowo jatuh di tengah jalan, Gibran yang akan menggantikannya. 10 tahun akan membuat AHY kehilangan momentum. Akan banyak Rising Stars yang lahir. Belum lagi jika Gibran juga orbitkan putra mahkotanya untuk meneruskan cita-cita kakeknya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *