Era politik saat ini. dengan pelbagai macam problem yang terus berhembus di tengah-tengah ruang publik, sering menjadi catatan penting untuk kita sebagai manusia yang hidup pada ruang-ruang politik. Wacana domain politik sering terjadi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pembangunan. Dewasa ini, politik di Negara ini lagi mempersiapkan “gelanggang” untuk menjemput momentum elektoral/pemilu tahun 2024 mendatang.
Efek politik dalam skala Nasional, juga memberikan dampak bagi wacana politik lokal yang juga mengambil peran penting untuk menghadirkan mata rantai politik sebagai cerminan Negara Demokrasi. Akan tetapi, efek politik tidak selamanya menghadirkan artifisial demokrasi yang sesungguhnya, di dalamnya masih terdapat sebuah wacana-wacana yang menggugurkan keinginan Rakyat.
Suara Rakyat adalah manfestasi dari pembangunan Demokrasi yang ideal. Dalam konteks lain, seperti yang dikemukakan dalam kalimat latin yang sangat mendunia “Vox Populi, Vox Dei” Suara Rakyat ialah Suara Tuhan. Jika ditelaah lebih jauh, suara Rakyat menciptakan arah/tujuan dalam membangun bangsa. Tujuan yang dimaksud ialah kebaikan dalam merawat nilai-nilai kebangsaan. Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai ini pun dimanfaatkan sebagai (front cover) yang di dalamnya masih menggunakan praktik dinasti, praktik politik identitas, serta praktik-praktik politik yang dapat merusak ekosistem demokrasi.
Kebahayaan praktik-praktik semacam ini dapat menghasilkan produk-politik yang tidak ideal. Penulis pun sadari, kata ideal meminimalisir dari sebuah anggapan yang belum mencapai kata sempurna. Setidaknya, kita harus sadari bahwa praktik-praktik semacam ini tidak akan memberikan efek pendewasaan politik yang lebih baik untuk Negara maupun Daerah kita.
Komentar