Kasus ini bermula dari vidio viral khutbah seorang pendeta yang diduga dari komonitas jemaat gereja GMIH di Kabuoaten pulau Morotai yang dalam khutbah ibadah gereja itu mengintruksikan kepada jemaat gereja agar memilih kandidat calon Gubernur tertentu di saat pencoblosan pemilihan Gubernur 2024.
Sementara pakar politik Unkhair melihat lebih luas lagi bahwa politik identitas yang mengemuka belakangan ini jangan sampai dikooptasi secara sempit dan sesat pikir.
Menurut pakar politik dari Unkhair ini, politik identitas bisa positif jika diperankan secara proporsional oleh masih-masing pemuka agama untuk menyadarkan jemaat nya guna memperkuat bangunan demokrasi bahwa memilih pemimpin haruslah pemimpin yang baik dan benar sehingga bisa membangun pemerintah dengan baik untuk kepentingan bangsa, daerah dan rakyat.
Sebaliknya politik identitas jika digiring pada pola dan substansi yang sempit bakal merusak tatanan demokrasi dan hal itu harus dihentikan.
Sementara itu oknum Pendeta sejauh ini belum memberikan tanggapan nya.
BL, Kandidat Gubernur dimaksud menepis dirinya tidak tahu menahu atas tindakan pendeta yang menyeret namanya itu.
“Saya tidak tahu itu”jawabnya tegas seolah menepis ketika dikonfirmasikan media ini.
“Itu vidio sudah diedit”sambung nya.
Komentar