oleh

SANG AKADEMISI DI ARENA POLITIK

-OPINI-277 Dilihat

Oleh : M.Guntur Alting


PADA esai sebelumnya saya menulis tentang kiprah dan sosok Oky Setiana Dewi, Sang Selibriti, Ustadza dan Akademisi.

Kali ini giliran tentang sosok Dr.H.Hidayat Nur Wahid,.MA. Sang politisi gaek dari PKS yang saat ini sebagai Wakil Ketua MPR-RI, yag biasa disapa dengan HNW.

Pagi itu, suasana masih hening.Namun di ruang rapat SPS-UMJ, disesaki oleh pimpinan fakultas, para Guru Besar, perwakilan Mahasiswa. Ada suasana haru bercampur syukur atas berlansungnya acara pelepasan “purna bakti” sosok teduh, Hidayat Nur Wahid.

Haru karena HNW akan dilepas statusnya sebagai Dosen tetap Sekolah Pasca Sarjana karena usia.Tapi juga bersyukur karena Ia diperpajang kembali sebagai Dosen tak tetap.

Baca Juga  BERBURU BUKU-BUKU 'ANTIK' DI BLOK-M

Rektor Prof.Dr.Makmun Murod, M.Si dalam prolognya memancing gelak tawa hadirin.

“Yang saya hormati dan kita banggakan Syekh Kabir Doktor Haji Hidayat Nurwahid, Lc, MA.” Jadi penyebutannya harus lengkap, goda Pak Rektor.

“Belia ini bagi saya adalah politisi tangguh yang bertahan selama beberapa era pemerintahan presiden.Sejak SBY 10 tahun, lanjut Jokowi 10 tahun, sampai era Prabowo saat ini”.Kata Pak Rektor.

“Saya sendiri sudah 2 kali maju sebagai anggota DPR-RI, dan dua
kali gagal. Tapi Pak Hidayat luar biasa tak pernah gagal” kata Pak Rektor, yang diiringi senyum hadirin.

“Baru dua kali gagal Prof. Prabowo tiga kali, presiden pula.Dicoba lagi Prof” Celetuk Prof Herwina Bahar, sang nakhoda SPS yang kembali disambut gelak tawa.

Baca Juga  Sistem Meritokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan

Sang Rektor, sebelum diangkat jadi rektor sempat dua kali nyaleg. Pertama dari Demokrat masa Anas Urbaningrum. Dan kedua kalinya dari PAN. Namun dua-duanya berlum berhsil.

Acara ini adalah bentuk kehormatan minimalis untuk melepas HNW atas dedikasinya selama ini kepada UMJ sebagai Dosen.

Ia adalah pendiri Magister Studi Islam S-2 UMJ. dan menjadi pengajar generasi awal bersama Prof.Din Samsudin, Prof.Dr Bahtiar Efendi dan Prof.Malik Fajar. Inilah generasi “assabiqun awwalun”-

Ada 4 hal yang yang menjadi catatan dari Pak Rektor untuk sosok HNW.

Pertama : HNW adalah salah satu dari sosok politisi PKS yang konsisten, mentrasformasikan nilai Islam dalam konteks negara.

Baca Juga  Pembangunan Berbasis Inovasi dan Ekonomi Pancasila

Saat PBB dan PPP sempat menggulirkan kembali ke piagam Jakarta.Dan PAN serta PKB lebih ke kiri (Nasionalis).PKS mengambil jalan tengah (Washatiah).

Disaat arah politik yang pragmatis seperti saat ini. Maka simbol partai agama masih sangat penting “Paling tidak orang masih ingat dosa.
Dan di balik ini, ada sosok yang bernama HNW.” kata sang Rektor.

Kedua, Saat terpilih sebagai ketua MPR. Ia di-WatshAap oleh sang rektor. Padahal saat itu belum dekat secara personal bahkan tak mengenal Rektor. Tapi Ia tetap meresponnya. Dan sampai saat ini tidak berubah. Setiap WA
pasti dibalas, kalau tidak segera, mungkin nanti.Tapi yang pasti berbalas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *