oleh

Editorial: Bassam Kasuba dan Tantangan Akses Keuangan di Daerah Kepulauan

-Editorial-129 Dilihat

Dalam konteks itu, langkah Bassam Kasuba untuk memperkuat sinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga keuangan formal patut diapresiasi. Ia memahami bahwa akses keuangan bukan sekadar soal membuka cabang bank, tetapi tentang meningkatkan literasi finansial masyarakat agar mampu mengelola modal, menabung, dan mengakses pembiayaan secara produktif.

Baca Juga  Tajuk Editorial: “Rizal Marsaoly dan Literasi, Jalan Teknokrasi Menuju SDM Ternate Berdaya Saing”

Namun, di sisi lain, komitmen politik tanpa terobosan kebijakan hanya akan menjadi jargon. Tantangan terbesar bagi Bassam bukan hanya menghadirkan bank di pulau-pulau terpencil, tetapi membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan formal. Di banyak desa pesisir, pengalaman buruk dengan bunga tinggi dan layanan yang rumit membuat warga enggan berurusan dengan lembaga keuangan.

Baca Juga  Tajuk Editorial : Rabu Menyapa: Meneguhkan Profesionalisme Birokrasi, Menguatkan Pelayanan Rakyat

Pemerintah daerah perlu menghadirkan model yang lebih kreatif: koperasi digital berbasis komunitas, pembiayaan mikro berbunga rendah bagi nelayan dan petani, serta edukasi keuangan berkelanjutan di tingkat desa. Program TPAKD harus turun ke lapangan, bukan berhenti di forum-forum hotel di ibu kota.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *