Dari situ saya belajar, cinta lintas pulau itu bukan cuma soal jarak.Tapi tentang kemampuan menertawakan nasib sendiri.Tentang kesabaran menunggu kapal yang tak kunjung sandar, dan tentang rindu yang kadang lebih cepat daripada jadwal keberangkatan.
Sekarang kalau teman tanya,
“Masih percaya cinta jarak jauh?”
Saya jawab santai,
“Masih. Tapi kali ini saya cinta yang bisa naik motor — bukan perahu.”
Namun, diam-diam saya tahu… kalau hati ini sudah jatuh di laut Ternate, susah diangkat lagi.
Karena laut bukan cuma air asin — dia juga tempat segala rasa tumpah dan tenggelam tanpa jejak.
Catatan Redaksi:
Komentar