oleh

BERBURU BUKU-BUKU ‘ANTIK’ DI BLOK-M

-OPINI-221 Dilihat

Ada juga novel Negeri 5 Menara karang A. Fuadi, Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata, dan Namaku Alam karya Leila S. Chodori. Juga karya Leo Tolstoy dan Anna Karanena.

Putri saya mengantongi “Litle prince” dan sejumlah serial buku anak-anak. Si Sulung Yusuf gandrungi komik, maka ada sekitar 20 komik yang diborongnya, harganya perkomik hanya 5000 rupiah.

Di kunjungan pertama, saya masih minim inforrmasi. Pada kunjungan yang kedua beberapa waktu lalu, baru meperoleh informasi yang lebih detil.

Di kunjungan pertama, saya terjebak di tengah penjual-penjual buku re-produksi (repro), alias bukan versi originalnya. Karena itu saran yang saya, yang saya peroleh di media, begitu turun dari eskalator, langsung ke kanan sampai ujung.

Baca Juga  Burhan Zein : Kajari Lingga Tidak Boleh Abaikan Hasil Audit BPK RI Dalam Kasus Pembangunan Jembatan Marok Kecil Lingga – Riau.

Kalau sudah mentok, baru Anda akan menemukan banyak lapak jual buku bekas asli, bukan bajakan. Meski sama-sama buku, tapi lebih baik yang asli, ketimbang yang palsu?

-Mengenal Buku Bekas, Buku Re-produksi, dan Buku AntikPerbesar.

Melalui artikel yang saya gogling, saya dapat tips, perbedaan mendasar antara buku bekas, buku reproduksi, dan buku antik.

Buku bekas bisa dilihat dari kondisi halaman dan sampulnya. Jika kertasnya sudah terlihat menguning dan rapuh, dapat dipastikan itu adalah buku bekas.

Buku-buku bekas ini biasanya dibungkus plastik sampul bening. Tapi meski dibungkus, jangan ragu untuk meminta izin ke penjualnya buat sekadar memegang dan membuka plastik pelapis agar bisa melihat isinya.

Baca Juga  Selalu Slogan NKRI Harga Mati, Yaqut Terseret Kasus Kuota Haji

Bahkan tak sedikit penjual yang justru mendorong kita untuk buka plastiknya.

“ Di buka aja nga paapa !”

Kata Abang penjaga toko

Di lapak yang diberinya nama Sania Bookstore itu saya membeli buku “Sandition” dari Jane Austen.

Menariknya dari buku bekas, tak jarang setelah plastik pembungkus dibuka melihat-lihat isinya. Kita bisa menemukan tanda yang ditinggalkan dari pemilik sebelumnya. Di buku yang saya beli itu, bahkan masih ada tandatangan sang pemilik pertama.

Saya sempat mendatangi satu lapak namanya “Buku Lagi” Di toko ini saya jatuh hati pada karya Jane Austen. Judul yang saya dapati aadalah adalah “Pride and Prejudice”.

Baca Juga  Joko Widodo di anggap menghalangi eksekusi putusan Inkrah Silvester

Rekan saya menceritakan ia pernah memebeli buku yang sama edisi cetakan yang disertai gambar ilustrasi. Setelah ia membuka sampul depan, di halaman pembatas ia menemukan catatan dari pemilik sebelumnya. Hana’s 16th Birthday Present from Bhisma – July 2008.

Tulisan ini membuat ia tergelitik. Memang terkadang catatan-catatan kaki dari mantan pemilik membuat buku bekas jadi punya rasa tersendiri. Saya jadi penasaran, bagimana nasib Hanna dan Bhisma hari ini, dan mengapa kado istimewa ini bisa berakhir di sini.

Halaman pertama setelah cover buku “Pride and Prejudice” dari Jane Austen yang dibeli di Buku Lagi alias Buku Langka di basement Blok M Square Melawai, Jakarta.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *