IMS dan bocah-bocah yang saya temui di jalan itu [part.11].
Anwar Husen,S.Pd,M.Si. kolomnis tetap.
Beberapa waktu kemarin [28/02],saat hendak menghadiri sesuatu kegiatan di Ternate,saya berkendara menuju pelabuhan Rum lewat jalan belakang pulau Tidore.sudah cukup lama jalur ini jadi pilihan karena beberapa alasan : relatif bebas hambatan dari penggunaan badan jalan untuk acara “macam-macam”,laiknya yang sering di jumpai jika melewati jalan depan,banyak pepohonan rindang yang menyejukan plus ada spot latar pulau Ternate dan Halmahera yang mempesona di saat-saat tertentu.
Di perjalanan,di dekat sebuah jalan menanjak,saya berpapasan sekumpulan anak-anak usia sekolah dasar [SD] yang terlihat sedang kembali dari sekolah menuju ke kampung sebelah.mungkin di sana rumah orang tua mereka.saya sempat mengamati dari raut wajah di antara mereka,terpancar kesan kelelahan dan mungkin juga sedang lapar,tetapi tetap tidak meninggalkan kesan imut dan lucu.
Sontak pikiran saya mengingat karib Ikram Malan Sangadji yang sering di sapa dengan akronim IMS,yang saat ini menjadi Penjabat bupati Halmahera Tengah.Apa kaitannya?beliau baru saja menginisiasi kegiatan pelatihan pembelajaran matematika dengan metode Gasing untuk anak-anak sekolah di kabupaten kaya tambang itu.
Tak tanggung-tanggung,adalah Yayasan Indonesia Tekhnologi Jaya [YITK],yang punya cukup kiprah soal model pembelajaran ini di banyak daerah di Indonesia,di pimpin proffesor ahli matematika ternama yang juga tim pembimbing olympiade matematika,Muhammad Surya,Ph.D.
Informasi ini,awalnya saya dapatkan juga dari senior Saiful Bahri Ruray,yang juga konsern pada hal-hal begin dan mungkin model kegiatan ini adalah yang pertama kali di Maluku Utara.Hasilnya ? terdapat sejumlah testimoni apresiatif yang di ungkap kalangan pendidikan di Halmahera Tengah hingga beberapa orang guru yang nantinya di latih oleh yayasan ini menjadi calon Trainer yang akan bertanggung-jawab terhadap pengimbasan.
Jauh sebelumnya,IMJ memberi tahu akan ada model pembelajaran begini sebagai salah satu bentuk kontribusi atas keprihatinannya dengan kondisi pendidikan yang di alami warga “lingkar tambang” ini.Usai kegiatan,sang penjabat mengirim link beritanya ke saya.dan ketika mendiskusikan kegiatan ini,ada teman yang sontak berseloroh bahwa ini bukan belajar matematika di jaman kita sekolah dulu.
Jelang jam pelajaran matematika esoknya,banyak “surat sakit” yang di kirim ke sekolah hingga jumlah siswa di kelas bisa berkurang setengahnya.kalau ada yang sudah terlanjur masuk kelas,tinggal di cari trik bagaimana bisa keluar “penjara” ini.
Sedikit melebar,jauh sebelum IMS di percayakan sebagai Penjabat bupati di sana,banyak hal telah kami diskusikan.berbekal sedikit pengetahuan,saya sedikit memberi gambaran tentang kondisi objektif di wilayah ini hari ini.tetapi beliau juga punya sejumlah referensi.kami bersepakat dalam satu hal : warga Halmahera Tengah harus punya akses yang cukup terhadap pelayanan berkualitas khususnya akses terhadap pelayanan pendidikan,kesehatan,listrik,air bersih dan akses transportasi yang terjangkau.Sebab dengan variabel-variabel itu,secara perlahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat akan bisa terdorong untuk mengakses kesejahteraan hidup mereka dan makin jauh bergeser dari potensi kemiskinan.
Data yang pernah di rilis BPS provinsi Maluku Utara di akhir 2022 lalu menyebut bahwa wilayah ini mengoleksi tingkat kemiskinan warganya yang tinggi.bahwa warga Halmahera Tengah harus mendapat perlakuan yang lebih manusiawi dengan segala potensi wilayahnya,itu poin yang penting bagi IMS.
Belum selesai tulisan ini saya buat,ada teman yang mengirim link berita ke sebuah WAG komunitas kami.isinya : Penjabat bupati IMS meneteskan air mata saat berkunjung dan mengetahui beberapa informasi “minus” soal kondisi objektif yang di hadapi warga di kecamatan Gebe,sebuah kecamatan berpulau dan jauh,terkhusus soal akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,hal mana,yang menjadi obsesinya,dan menyita cukup banyak waktu kami mendiskusikannya di awal sebelum IMS menjabat.
Berita ini kemudian memicu beragam komentar,apalagi terkait fakta dari laporan camat bahwa ada anak SMP yang belum bisa membaca.dengan sedikit guyon,saya berkomentar : dengan cara apa,si anak ini bisa tahu di ijazahnya kalau dia lulus SD dan dengan penuh percaya diri masuk SMP.ini berita kemarin.
Balik lagi ke awal,selang sebulan lebih sejak di lantik,saya membaca berita ada prosesi warga yang di gelar untuk mengungkap rasa syukur atas “terang”nya beberapa titik wilayah berkat kerjasama subsidi listrik 5 MW dengan PT.IWIP,sebuah perusahaan pertambangan top di sana.itu baru hal secuil di waktu yang sangat singkat.
Obsesi lain soal ketersediaan air bersih layak konsumsi,IMS berkomitmen menghadirkan kualitas air bersih bagi masyarakat Weda dan sekitarnya,setara yang di nikmati perusahaan tambang itu untuk saat ini.saya jadi yakin karena apa yang kita diskusikan belum lama berselang,dengan mudah bisa di lakukan.
IMS sempat mengungkapkan di saat diskusi kami bahwa sebagai Penjabat,dia tidak punya sekat struktural dan kepentingan politis dalam bekerja.satu-satunya yang harus di lakukannya secara baik adalah tugas yang emban kepadanya.
Halmahera Tengah di masa lalu,memang sedikit lekat di memori saya.Saya pernah jadi sekretaris KNPI bersama ketuanya mantan bupati Edi Langkara saat itu.bedanya,Edi berasal dari Patani dan saya dari Tidore,bertemu di kabupaten induk Halmahera Tengah saat itu yang masih beribukota di pulau Tidore.di PGRI juga sama.saya pernah sekretarisnya.periode
KNPI di masa itu bisa di bilang periode “perang badar” karena kami di hadapkan pada kutub tarikan kepentingan politis yang hebat soal pemekaran wilayah kabupaten induk Halteng menjadi tiga daerah otonomi baru [DOB] : Halmahera Tengah,Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan.
Jadi, ketika menyebut Halmahera Tengah hari ini,memori itu sontak jauh bernostalgia.secara pribadi,saya juga punya obsesi bahwa daerah yang “sengit” di perjuangkan ketika itu,harus bisa menikmati hasil-hasilnya yang layak dan manusiawi.siapapun kita,dari manapun kita berasal,tak bisa menghambat tugas kekhalifaan kita sebagai manusia : memberikan kapasitas kepada setiap orang sabagai makhluk Tuhan yang punya harkat,derajat,martabat dan harga diri.dan mungkin itu yang sedang di perjuangkan dengan sepenuh daya oleh penjabat bupati IMS.
Cukup saya dan teman-teman di masa sekolah dulu yang melihat kelas serasa “penjara” saat jam pelajaran matematika.jangan lagi pada anak-anak sekolah di Halmahera Tengah dan bocah-bocah imut yang saya temui di perjalanan tadi.wallahua’lam.!