oleh

Kekalahan Mardiono di Muktamar Bukti Kuatnya Isu Perubahan Di Internal PPP

-OPINI-266 Dilihat

Kenapa kubu Mardiono melakukan strategi penjegalan Agus Suparmanto ini? Kenapa kubu Mardiono tidak mau menghadapi Agus Suparmanto di sidang pemilihan ketum PPP yang telah dijadualkan tanggal 29 September?

Nampaknya kubu Mardiono sadar, bahwa pemilih Mardiono diprediksi kalah jumlah dibanding pemilih Agus Suparmanto. Dalam deklarasi sehari sebelumnya di hotel Borobudur Jakarta Pusat, Agus Suparmanto mendapat dukungan sekitar 480 suara DPC plus mayoritas DPW. Fakta ini membuat kubu Mardiono terpaksa menggunakan strategi menjegal dan menghentikan pencalonan Agus Suparmanto. Satu-satunya pintu menjegal Agus Suparmanto adalah dengan menetapkan AD/ART yang lama.

Baca Juga  2 Mata Satu Wajah Malut (BI vs Kemenkeu)

Sayang, strategi ini gagal. Plan B-nya adalah umumkan “klaim kemenangan”. Sekitar tiga media sudah disiapkan untuk memberitakan klaim kemenangan ini. Langkah ini diambil karena Mardiono tidak yakin bisa menang lawan Agus Suparmanto melalui voting.

Kekalahan kubu Mardiono hingga harus keluar dari Arena Muktamar membuktikan bahwa isu perubahan di internal PPP sangat kuat. Mardiono selama ini dianggap gagal memimpin PPP hingga petaka menimpa partai Ka’bah ini: yaitu PPP gagal dan terlempar dari Senayan. Kegagalan inilah yang mendorong isu perubahan itu menguat di internal PPP. Bagi umumnya warga PPP, mereka sadar dan merasa urgent untuk melakukan pergantian pemimpin di PPP. Jika pemimpin lama tetap bertahan, mereka pesimis PPP bisa kembali ke Senayan.

Baca Juga  Keresahan Prof Eggi Sudjana dkk. Terhadap Demo Rusuh Indonesia

Senen ini (29/9) Kubu Mardiono akan mambawa klaim kemenangan ini ke Kemenkum. Apakah akan berhasil?

Melihat kronologi Muktamar PPP ke X ini, nampaknya sulit bagi kubu Mardiono untuk bisa meyakinkan Kemenkum. Apalagi jika nantinya akan melalui proses peradilan, maka akan semakin sulit bagi kubu Mardiono memperthankan klaim kemenangannya. Bukti-bukti di Muktamar lebih menguatkan kemenangan bagi Agus Suparmanto.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *