oleh

Tajuk Editorial: Izzuddin Al‑Qassam Kasuba — Suara dari Pinggiran yang Layak Didengar

-Editorial-609 Dilihat

Tentu tantangan tetap ada. Keterbatasan fiskal dan dinamika politik membuat proses penambahan anggaran tak mudah. Di sini peran individu seperti Al‑Qassam menjadi krusial: menggalang dukungan lintas fraksi, mempublikasikan argumen yang konkret kepada publik, dan memastikan tuntutan anggaran disertai mekanisme pengawasan. Kepemimpinan efektif adalah yang mampu mengubah simpati menjadi kebijakan yang terukur dan berkelanjutan.

Baca Juga  Editorial : Momotret Komitmen Bupati Hal-Sel Menjaga Napas Budaya

Akhirnya, kalau benar kita ingin mewujudkan visi “membangun dari pinggiran”, maka pengorbanan simbolik harus diganti dengan komitmen nyata. Izzuddin Al‑Qassam Kasuba memperlihatkan bahwa wakil rakyat bisa menjadi katalis perubahan itu — menempatkan kebutuhan daerah dalam agenda nasional dan menuntut agar institusi publik yang menyiarkan kehidupan lokal diberi ruang bernafas. Publik menengah yang kritis perlu mendukung upaya semacam ini: bukan demi figur, melainkan demi fungsi negara yang lebih inklusif dan efektif.

Baca Juga  “Drow” di Kandang Dengan Bali United, Alarm Dini Bagi Allenatore Hendri Soesilo

Semoga rangkaian pembahasan RAPBN 2026 tidak melewatkan peluang ini. Bila negara serius, dukungan pada media publik di daerah harus diwujudkan dan tokoh-tokoh yang berani mengangkat isu seperti Al‑Qassam layak diapresiasi sekaligus diuji hasilnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *