oleh

Prabowo Di Tengah Badai Ancaman

-OPINI-337 Dilihat

Tony Rosyid : Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Situasi negara sedang tidak baik-baik saja. Terutama di sektor ekonomi. Daya beli rakyat semakin melemah. Sejumlah perusahaan gulung tikar berimbas pada PHK massal. Ketika BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi 5,12, rakyat tak ada yang percaya. Padahal, pertumbuhan ekonomi 5,12 itu terbilang kecil. Ini artinya, rakyat merasa situasinya sungguh amat sangat sulit. Ini problem serius dan potensial jadi ancaman buat Prabowo.

Kebijakan efisiensi presiden dianggap tidak tepat waktu dan sasaran. Akibat efisiensi, sejumlah kepala daerah kekurangan anggaran. Ambil jalan pintas: naikin pajak. Di sejumlh daerah pajak naik 300 persen hingga ribuan persen. Lagi-lagi, rakyat yang jadi sasaran. Rakyat pun marah. Bupati Pati hampir jadi korban. Kebijakan efisiensi dianggap telah mengganggu perputaran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga  Mereligiuskan HUT RI sebagai Upaya Memperkuat Moral dan Jati Diri Kebangsaan

Kesulitan yang dialami rakyat berbeda dengan kondisi elit politik. Di kelas elit, gaji dan tunjungan terus naik, begitu juga peluang dan tingkat korupsinya. Kenyang !. Di kelas elit, tak ada situasi yang sulit. Tunjangan rumah bisa 15 kali lipat upah tenaga kerja pada umumnya. Itu baru rumah. Belum gaji, biaya rapat, anggaran perjalanan. Cukup ! Jangan ditulis lagi. Butuh puluhan hingga ratusan halaman.

Baca Juga  Catatan dari Kukusan:Negara Merdeka. Tetapi Rakyat nya Tidak Merdeka

Kebijakan ekonomi yang seringkali kontradiktif, dan struktur birokrasi yang semakin koruptif membuat kekuasaan Prabowo cukup rentan. Narasi Prabowo selama ini akan melawan korupsi tidak terimplementasi signifikan dalam kerja-kerja birokrasi. Narasi itu harapan, korupsi itu kenyataan. Dua hal yang berbeda.

Korupsi masih begitu terstruktur di hampir semua lembaga pemerintahan. Anda perlu pahami makna dari kata “hampir”. Ini penghalusan. Akan jelas kalau anda menggunakan simiotika “paradigmatik” filsuf Swiss: Ferdinand De Saussure”. Ah, gak perlu mikir yang berat-berat. Hidup rakyat sudah sangat berat. Yang pasti-pasti saja. Diantara yang pasti adalah bahwa korupsi berhasil diwarisi dengan sangat sempurna dari satu rezim ke rezim yang lain. Saat ini, publik melihat belum ada yang berubah secara signifikan dari sebelumnya. Terutama soal korupsi. Sama saja ! Begitulah teriakan rakyat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *