TERNATE—Memasuki momentum peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Sekertaris Daerah Kota Ternate menghadirkan sebuah narasi publik yang menyentuh dua ranah penting: identitas kebangsaan dan konsolidasi internal birokrasi.
Tema dan spirit besar yang diusung “perkuat silaturahmi” yang digaungkan di lingkungan aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Ternate bukan sekadar retorika seremonial, melainkan upaya strategis yang menyasar kohesi institusional, efektivitas pemerintahan, dan keterlibatan masyarakat.
Dalam konteks ini, peran Walikota Dr. H.M. Tauhid Soleman dan Sekretaris Daerah (Sekda) Riza Marsaoly menjadi kunci interpretatif: walikota sebagai penggagas visi kolektif, dan sekda sebagai motor penggerak implementasi sehari-hari.
Ulasan ini mencoba mengelaborasi gagasan tersebut, menimbang potensinya serta menawarkan arah penguatan agar inisiatif itu berujung pada manfaat berkelanjutan.
Silaturahmi sebagai strategi pemerintahan.
Mengangkat silaturahmi sebagai spirit yang menyemai setiap kegiatan perayaan HUT RI ala Sekda Kota Ternate menunjukkan pemahaman seorang Rizal Marsaoly bahwa hubungan sosial dan profesional antar pejabat memiliki dampak langsung terhadap pelayanan publik.
Silaturahmi di sini tidak sekadar hubungan personal, melainkan jaringan komunikasi, kepercayaan, dan kebersamaan yang mendorong koordinasi lintas OPD, percepatan pengambilan keputusan, serta sinkronisasi program pembangunan. Dengan menempatkan gagasan ini di pusaran perayaan kemerdekaan, Rizal meyakini momentum ini sangat tepat merajut identitas kolektif dan nilai-nilai sosial lokal dalam kebersamaan, gotong-royong, dan hormat-menghormati yang relevan bagi efektivitas birokrasi modern.
Komentar