TERNATE—Di ruang kerjanya yang dipenuhi tumpukan dokumen perencanaan kota, Dr. Rizal Marsaoly tersenyum ketika ditanya soal tagline yang sedang ramai diperbincangkan: “Bersinergi itu energi.”“Ini bukan sekadar kata-kata,” ujarnya tenang, sambil merapikan berkas. “Ini cara pandang, sekaligus cara kerja.”
Tagline itu mulai menggema di Kota Ternate beberapa bulan terakhir. Awalnya, publik mengira ini hanyalah jargon birokrasi yang biasa menghiasi pidato atau baliho. Namun, perlahan, konsep ini bergerak keluar dari ruang rapat menyentuh komunitas, organisasi pemuda, hingga sektor swasta.
Dari Kata Menjadi Gerakan
Sebagai Sekretaris Daerah, Rizal memahami bahwa birokrasi kerap terjebak dalam sekat-sekat sektoral. Bersinergi itu energi lahir dari kegelisahan itu. Ia ingin pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil duduk bersama, berbagi visi, dan menyatukan langkah.
“Energi terbesar itu lahir saat kita menyatukan kekuatan. Sendiri, kita bisa melangkah. Tapi bersama, kita bisa melompat,” katanya.
Ternate: Kota Pusaka dengan Dinamika Modern
Ternate bukanlah kota yang asing terhadap kolaborasi. Sejak berabad-abad lalu, pulau kecil di Maluku Utara ini menjadi simpul pertemuan bangsa-bangsa, dari pedagang Arab dan Cina hingga armada Portugis, Spanyol, dan Belanda.
Komentar