oleh

DOB Ibukota Maluku Utara Masih Jalan di Tempat: Publik Gerah, Sofifi Masih Bayang-Bayang

-HEADLINE-1299 Dilihat

“Atau cari lokasi baru yang netral, tapi betul-betul disiapkan sebagai ibu kota, bukan hanya karena alasan politik.”

Krisis DOB: Ibu Kota Tanpa Jantung
Semangat pemekaran Maluku Utara dulu dibangun atas harapan besar untuk pemerataan pembangunan dan kedekatan pelayanan. Namun kini, kata sebagian pengamat, yang terjadi justru pemisahan simbolik tanpa substansi.

Baca Juga  Mantan Ketua DPD KNPI Maluku Utara Kritik Survei yang Menobatkan Sherly Tjoanda sebagai “Gubernur Terbaik versi Anak Muda”

“DOB Malut hari ini sedang mengalami krisis arah. Kita butuh ibu kota yang bukan hanya nama, tapi punya denyut dan nyawa pemerintahan,” tegas Dr. Muslim Arbi, aktivis dan peneliti kebijakan publik.

“Jika pemerintah terus menunda kepastian dan enggan mendengar aspirasi publik, maka ini bisa jadi bom waktu sosial-politik.”

Waktunya Memilih: Simbol atau Solusi
Maluku Utara kini berada di titik genting. Terus mempertahankan Sofifi dengan wajah setengah jadi, atau mengambil langkah berani: menentukan ibu kota baru yang benar-benar bisa menopang cita-cita provinsi ini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *