“Yang disebut ibu kota, mestinya menjadi pusat gravitasi sosial, politik, ekonomi, pusat informasi dan administrasi. Tapi di Sofifi, semua itu belum terjadi,” ungkap Iswan, narsum yang lain.
“Masyarakat pun bingung, mau urus apa ke mana. Hari ini ke Sofifi, besok diarahkan ke Ternate. Ini problem yang membuat kepercayaan publik merosot.”ungkapnya.
Publik Bertanya: Kapan Sofifi Jadi Nyata?
Kebingungan dan kekecewaan kini meluas. Warga mulai mempertanyakan urgensi mempertahankan Sofifi jika kehadiran negara tidak dirasakan nyata di sana. Bahkan beberapa menyuarakan keinginan untuk mengembalikan ibu kota ke Ternate atau memindahkannya ke tempat yang lebih strategis seperti Sidangoli.
“Kalau memang tidak sanggup bangun Sofifi, kenapa tidak kembali saja ke Ternate? Kami sudah lelah dengan janji-janji kosong,” kata Basrun, warga Kota Ternate.
Komentar