FPUD-Malut juga menyerukan kepada seluruh elemen sipil di Maluku Utara untuk tidak tinggal diam. Mereka mengajak publik bersolidaritas, karena hari ini yang dikriminalisasi adalah warga Maba Sangaji, tapi esok bisa jadi masyarakat di wilayah lain.
Usai menyampaikan aspirasi dan menyerahkan dokumen, massa membubarkan diri dengan tertib—meninggalkan pesan kuat bahwa perjuangan ini belum selesai. Perjuangan rakyat selalu berjalan meski pelan, tapi tak pernah padam.
“Di atas tanah yang mereka pertahankan, tumbuh suara-suara yang selama ini tak didengar. Kini suara itu sudah menggema sampai ke kota. Tinggal apakah negara mau mendengar atau memilih berpaling.”(***)
Komentar