Rizal Marsaoly yang dikomfirmasi mengaku bingung namun tetap mawas diri bahwa pemimpin memang tempatnya salah.Apalagi dia sadar bahwa namanya tengah melambung baik ditingkat wacana sampai hasil survey.
”Saya tidak tahu entah mengapa sejemput kesalahan -kesalahan itu ditimpakan kepada saya”
”Mungkin saja wacana dan hasil survey telah mengangkat nama saya yang mungkin pula itu terasa mengganjal di hati dan pikiran barisan yang berkepentingan dengan politik dinKota ternate”
”Bagi saya biarlah publik dan langit lah yang akan menilai”imbuhnya merendah.
Terang saja, ditingkat survey yang digeber Lembaga Survey LANSKIP, nama Rizal Marsaoly bertengger di puncak bahkan jauh meninggalkan nama-nama yang juga telah mengudara sebagai calon-calon kompetitor di pilwako Kota Ternate.Survey soal komitmen terhadap perkembangan para pemuda juga menisbahkan Rizal Marsaoly sebagai Champion nya.
Mungkin itu, nama Rizal Marsaoly seolah jadi lawan bubuyutan yang harus dihabisi sebelum ia tiba di panggung pilwako.
”Me dong kuai (takut) pa dia (Rizal Marsaoly)”sahut pak Adam, warga Kota Ternate.
Rizal sadar bahwa sebagai pemimpin, ia harus siap menerima resiko sekalipun bukan tanggun jawabnya.
”Yah sebagai pemimpin saya harus siap menerima secara mental”
Birokrat 3 zaman di Pemkot Ternate ini mengakui punya kelemahan tertentu dan hanya mengandalkan karya yang terkadang dalam politik praktis kurang diperhitungkan.Olehnya upaya untuk merangkul lawan menjadi kawan seiring ditengah pragmatisme politik ini ia mengaku lemah.
Komentar