“Tidak usah bertele-tele pembahasan DOB Sofifi, Ibu Kota Sofifi harus kodya karena ibukota propinsi.perlu di ketahui pembentukn DOB ada dua cara dari bawah tuntutan masyarakat dan dari atas atas berdasrkan kepentingan organisasi negara”H.Thaib Armaiyn.
JAKARTA—Isyu DOB Sofifi kembali menghangat setelah MARKAS, organisasi gerakan perjuangan pemekaran DOB Sofifi bentukan aktivis, mahasiswa, tokoh masyarakat dan tokoh adat Sofifi kembali mendorong percepatan pemekaran ibukota Provinsi Maluku utara itu berdiri sebagai Daerah Otonom Baru yang telah diperjuangkan sejak Provinsi Maluku utara dimekarkan.
Suhu politik semakin memanas ketika Gubernur Sherly Tjoanda dan Sekprov Samsudin Abdul Kadir melontarkan pendapat yang dinilai memperkeruh upaya percepatan DOB Sofifi.Gubernur Sherly menyatakan Ibukota Sofifi dibawah kendali langsung Pemprov malut yang sama artinya tidak perlu DOB Sofifi sementara Sekprov Samsudin Abdul Kadir menyatakan Pemprov hanya penghubung, tak punya kewenangan soal DOB Sofifi.
Ditengah silang pendapat soal DOB Sofifi, H.Thaib Armaiyn, Gubernur Maluku utara periode pertama dan periode ke dua angkat bicara.
Gubernur Malut yang nyaris memekarkan Ibukota Malut itu sebagai Kota Madya Sofifi itu menyatakan semua pihak tidak perlu terlibat dalam perdebatan dan pembahasan yang bertele-tele, Sofifi sudah harus dimekarkan sebagai kota madya karena berstatus sebagai ibu kota Provinsi.
“Tidak usah bertele-tele pembahasan DOB Sofifi, Ibu Kota Sofifi harus kodya karena ibukota propinsi”ujar H.Thaib Armaiyn.
Komentar