Blunder ! Debat kedua Gibran super blunder. Bukan soal materi, tapi lebih ke masalah etika. Etika dalam debat. Terutama etika anak muda kepada orang tua.
Pencalonan Gibran yang dianggap publik cacat hukum, baik di MK maupun KPU, di debat terakhirnya justru Gibran dinilai cacat etik. Apalagi jika dikaitkan dengan unggah-ungguh dan sopan santun dalam tradisi Jawa. Gibran melakukan tindakan yang jauh dari pantas kepada orang yang jauh lebih sepuh darinya. Mahfud adalah seorang profesor, beberapa kali menjadi pejabat tinggi dan usianya sudah 67 tahun. Gibran yang usiannya tidak lebih dari 37 tahun memperlakukan Mahfud sebagai orang tua yang seolah-olah bodoh.
Atraksi Gibran yang membungkuk dan kepala celingak-celinguk dengan tangan di depan dahi seolah fokus dan serius mencari jawaban dari Mahfud. Kata Gibran: “saya cari kesana kemari, saya tidak menemukan jawaban dari Prof Mahfud”. Intinya: Jawaban Mahfud dianggap tidak nyambung. Mahfud tidak paham pertanyaan dari Gibran.
Kalau jawaban Mahfud direspon dengan komentar tidak nyambung, itu bukan sauatu masalah serius. Kalau toh masalah, itu tidak seberapa. Tapi yang membuat publik sangat marah karena Gibran merepon dengan aksi teaterikal. Ini dianggap publik sebagai sikap melecehkan.
Komentar