Pola Kepemimpinan dan Reformasi Birokrasi Bupati Bassam Kasuba Menarik Disimak
Ada Yang Tak Siap Jadi Bawahan.
PIKIRAN UMMAT.Com—Labuha||Bupati Hamahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba pasca dilantik sebagai Bupati Hal-Sel mulai melakukan pembenahan baik secara struktural dan moral di internal Pemda Halmahera Selatan.
Pejabat yang dilantik berdasarkan lebih berdasarkan pendekatan profesional.Kesemuanya agar pelayanan publik dan pembangunan bisa berlangsung efektif dan profesional serta santun.
Hal Itu tergambar dari keputusan Bupati Hal-Sel untuk merombak sejumlah posisi penting di Pemkab Halmahera Selatan. Yunita Rachman, ipar mantan Bupati Usman Sidik yang setahun lalu menduduki jabatan Kepala Bagian Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) Setda Kabupaten Halmahera Selatan di resufle dengan penggantinya Imron.Imron sendiri merupakan ASN profesional senior di ULP Hal-Sel sejak 10 tahun terakhir.
Selain Yunita, Bassam juga meresufle sejumlah pejabat eselon III yang tersebar di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar kinerja organisasi lebih mengedepankan profesionalisme.
Kebijakan Bupati Bassam Kasuba apapun pretensi dan prediksi serta jika sampai “sakitnya tu disini” tetap saja keputusan atau beleid dari pemerintahan legal demokratis yang sah sepanjang tidak ada keputusan hukum yang membatalkan.
So ! Semua harus tunduk dan patuh sebagai aparatur yang baik sebab aparatur negara bukanlah aktivis civip Sociaty atau aktivis politik partisan.
Langkah reformasi birokrasi Bupati Bassam Kasuba ini mungkin dirasa kurang memuaskan beberapa pihak namun sebagai ASN yang telah berjanji dan bersumpah siap ditempatkan dimana pun harus tetap mengesepa kan sikap profesionalisme.Pengabdian Masyarakat yang menjadi idiologi ASN tak harus diemban dengan baik jika menjadi pejabat namun sebagai staf biasa pun harus tetap mengemban amanat rakyat dengan baik.
Keputusan apapun pertimbangannya dan siapapun pemimpinnya tidak mungkin memuaskan semua pihak.Tuhan dan para Nabi sekalipun keputusannya tetap saja tidak memuaskan semua pihak bahkan dianggap salah.
Langkah Bassam Kasuba, pemimpin muda yang memiliki tipikal pekerja profesional dan cepat otomatis akan menciptakan ekosistem birokrasi hal-sel yang profesional.Ahamdulillah ada Pejabat yang menyadarinya dimana jika tidak sesuai dengan semangat baru yang berkembang dan terkendala kesehatan maka atas nama kebaikan masyarakat lebih baik mengundurkan diri.2 pimpinan OPD melayangkan surat pengunduran diri. Mereka adalah Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Yusup Hi Untung dan Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Labuha, dr. Ferdian Hidayat.
Langkah reformasi juga menyasar soal reformasi mental .Program lama pembinaan mental dihidupkan lagi agar membuat mental pejabat dan aparatur ASN Hal-Sel tetap prima dan santun saat mengemban pelayanan publik.Bupati dan Pejabat-pejabat tak harus marah-marah dan main membentak anak buah jika melakukan kunjungan on The spot ke Dinas-Dinas dan pemdes-pemdes.Kasihan, sekalipun status mereka lebih rendah, tetapi sikap kasat membentak dan menghardik tak bisa dibenarkan apalagi seperti para kades dan Sekdes itu rata-rata pejabat tingkat desa yang berusia lebih tua dari Bupati dan pejabat lainya.
Tata kelola keuangan daerah juga mulai dikelola secara pruden.Kasus dana talangan kredit macet yang merugikan keuangan daerah milyaran rupiah in shaa Allah tidak terjadi lagi.Sebab itu uang negara dan uang rakyat yang harus dikelola secara bertanggun jawab.Uang negara tidak bisa diagunkan untuk kredit swasta apalagi tanpa sepengetahuan legalislativ.
Bassam juga nampak realistik dalam soal anggaran dengan tidak bermimpi dan berkhayal besar bisa mendatangkan anggaran APBN ke Hal-Sel triliunan rupiah.Bassam sadar bahwa APBN telah memiliki protokol paten yang jika dipaksakan bisa terjadi korupsi dan tertangkap tangan.
All ! Soal hiruk pikuk kebijakan reformasi oleh Bupati Bassam Kasuba ini menarik kita simak.Ketika Bassam Kasuba menjadi Wakil Bupati atau menjadi bawahan Bupati Usman Sidik, kondisi Pemda Hal-Sel aman -aman saja tanpa kecemburuan terhadap kebijakan Bupati Usman Sidik namun giliran Bassam Kasuba menjadi Bupati, kebijakan reformasi birokrasi nya justru menuai kepanikan.
Jalan kepemimpinan Bassam Kasuba ini seolah mengingatkan kita pada kepemimpinan salah satu Sahabat Rosulullah.Sang Sahabat ketika menjadi khalifah sempat diperhadapkan pada kekacauan lalu salah satu sahabatnya bertanya “khalifah kenapa ketika menjadi khalifah menjadi kacau maka sang Khalifah menjawab “ketika kami menjadi rakyat negeri aman namun ketika giliran mereka menjadi rakyat, negara kacau balau.
Makna eksplisitnya, ada yang tidak siap menjadi bawahan untuk menerima kebijakan perubahan dan ironisnya, hidupnya senantiasa diliputi peran pengutuk perubahan tanpa bisa menjadi solusi.Tentu setiap pemimpin memiliki cara dan pendekatan yang berbeda.Itu sunnatullah sejak era kegelapan sampai era modern sekarang ini.
Memang ada virus politik yang harus divaksin tuntas di Hal-Sel yakni virus primordialisme.Virus ini memggorogoti otak menjadi tidak profesional dan senantiasa menilai baik buruk dari sudut pandang satu suku dan bukan satu suku.(***)