Jawaban Anies ini menarik. Kata kasar dan emosional Prabowo direspon dengan amat tenang, santai dan santun: “Matur Nuwun Pak”. Terima Kasih Pak. Dengan jawaban ini, Prabowo kalah telak. Kalah di debat, kalah di luar debat.
Bagi Anies, tidak ada gunanya menanggapi sindiran dan kata-kata kasar dari Prabowo. Pertama, itu di luar konteks debat. Debatnya sudah selesai. Serahkan kepada rakyat bagaimana rakyat menilai. Kedua, menanggapi Prabowo di luar debat tidak memberi keuntungan apa-apa. Baik bagi Anies, apalagi bagi bangsa. Yang justru akan muncul malah keriuhan. Dan ini kontra-produktif bagi proses demokrasi di Indonesia.
Hal yang sama juga terjadi pasca debat capres pertama. Muncul dari mulut Prabowo “etik…etik…Ndasmu Etik”. Kata-kata kasar ini muncul di luar debat. Belajar dari sini Anies nampaknya sadar bahwa tidak ada gunanya lagi merespon narasi Prabowo di luar debat. Kalau wartawan nanya, cukup Anies jawab dengan “Matur Nuwun Pak”. Ini jauh lebih elegan, santun dan etis. Dijamin tidak menimbulkan keriuhan.
Justru dari jawaban Anies ini akan dapat menarik simpati publik. Menunjukkan Anies matang dalam berdemokrasi. Anies tidak cengeng. Anies ingin menunjukkan kepada dunia bahwa seorang pemimpin harus siap menghadapi semua situasi. Banyak masalah yang semuanya harus dihadapi dengan tenang. Dengan begitu akan lebih mudah mencarikan solusinya
Kalimat “Matur Nuwun Pak” bisa dijadikan “Narasi Nasional” bagi para pendukung Anies. Khususnya dalam merespon setiap serangan dari lawan. Baik itu serangan berupa kata-kata kasar, maupun serangan hoaxs dan negatif campaign. Cukup jawab dengan “Matur Nuwun”. Terima kasih.
Komentar